Welcome di Mentari Sago, kumpulan artikel pendidikan dan sastra baik berupa cerpen, puisi dan lain-lain

Kamis, 23 Oktober 2025

Membuncahkan “Duniaku”, Dengan Literasi Hati

 

Doried Eka Septayani











Dokumen pribadi



Bila akan dituliskan jatuh cinta namun, akan sakit kan bila ada kata jatuh. Kuawali dari bangun cinta literasi dari  masa studi di kampus hijau bagian paling utara pulau Andalas. Dengan  menjadi reporter pers kampus. Konon  Pers Kampus kebanggaan  ini dinobatkan bak seolah kita masuk dalam “ Kawah candradimuka”.  Dengan legenda cerita Gatot Kaca Sejak lahir dimasukkan pada kawah Candradimuka, kelak Ia menjadi manusia yang berotot kawat dan bertulang besi.

Bermula dari rutinitas reportase,  sampai observasi mendalam tentang masalah internal kampus, sampai hal kekinian Kota  bahkan provisi juga issu Nasional. Asyiknya, sengaja membangun cinta dengan kepenulisan ini, bukan hanya mensejajarkan posisiku sebagai jurnalis dengan narasumber. Namun membangun open mindset yang lebih luas dari sekedar status awal sebagai mahasiswa kala itu.

Seiring waktu dengan perubahan status dengan menjalani takdir menjadi istri. Kesukaan menulis terus terasah hingga, berkesempatan mengikuti workshop kepenulisan pada majalah Tarbawi saat  pernah tinggal di Ibu Kota Negara. Ketajaman literasi hati,  yang sangat menarik pada sajian majalah tersebut. Membawa inspirasi mendalam pada diri. 

Menggerakan gerak tuts pada keyboard, untuk menuliskan kisah-kisah hidup yang membangun jiwa dengan basic “true story”. Lahirlah beberapa puluhan buku, mulai antologi sampai menjelang buku solo dengan kemas literasi hati ini. Memberanikan diri mengemas acara perbincangan dengan trend digital “podcast” juga membawa tema yang  mengajak pemirsa  dengan tagline “bukan bincang biasa, sarat ilmu juga makna”. Dinamai Rumah Inspiration, acara live bincang tersebut.

Pena Pun semakin tajam, dengan merambah dunia siaran udara. Melalui kanal Radio Republik Indonesia, dengan rubrik “Obrolan Komunitas tema Literasi”  sudah menjadi agenda rutin untuk menuangkan serta menularkan gemar berliterasi dimulai dari peran kita sebagai apapun. Bisa dimulai dari memindahkan curhat lepas pada dinding media sosial. Kepenulisan yang lebih rapi dan terstruktur digawai dalam genggaman kita pada catatan. Hingga kelak bisa menjadi beberapa lembar menjadi karya antologi.

Semakin berwarnanya hidup, dengan bisa menghasilkan banyak karya. Serta terus berdedikasi dalam peran menulis, bukan hanya menjadi kastanya para akademisi atau saat menjadi mahasiswa saja. Namun hal ini, masih terus bersinergi sebagai apapun peran diriku, baik menjadi istri pegawai negeri (Darma Wanita), ibu empat anak, berwirausaha, trainer  serta menjadi anak Sulung. Adalah seperti aliran darah,  menuangkan hal-hal positif membangun jiwa dengan literasi hati. 

Yaitu, bukan hanya sekedar hal manis dan penuh tawa saja yang disajikan dalam paparan karya tulis. Karena hati yang hidup juga perlu “gerimis” untuk menumbuhkan tanaman dengan hujan lembut serta siraman air dari langit-Nya. berarti saat kisah sedih yang paling menyakitkan diri pun layak juga dituangkan. Bukan untuk mengeksploitasi kesedihan semata, namun lebih untuk terapi jiwa menyembuhkan diri dengan menuangkan karya.



Tulisan ini hasil pelatihan Lokakarya Menulis Artikel bersama Rumah Baca Mentari Sago 28 September 2025.


0 komentar:

Posting Komentar