Macam -macam pandangan tentang Manusia
Memahami makhluk Tuhan yang bernama manusia sungguh sangat sukar. Berbagai macam pandangan para tokoh mengenai manusia.
Ahli mantic (logika) menyatakan bahwa manusia adalah “Hayawan Natiq” (manusia adalah hewan berpikir), seorang ahli filsafat yaitu Ibnu Khaldun menyatakan bahwa manusia itu madaniyyun bi al-thaba atau manusia adalah makhluk yang bergantung kepada tabiatnya.
Sedangkan Aristoteles berpendapat bahwa manusia adalah “zoon political” atau
“political animal (manusia adalah hewan yang berpolitik).
Makhluk yang bernama manusia itu sendiri yakni bahwa makhluk itu memiliki potensi lupa atau memiliki kemampuan bergerak yang melahirkan dinamisme, atau makhluk yang selalu atau sewajarnya melahirkan rasa senang, humanisme dan kebahagiaan pada pihak-pihak lain.
Dan juga manusia itu pada hakikatnya merupakan makhluk yang berfikir, berbicara, berjalan, menangis, merasa, bersikap dan bertindak serta bergerak.
Beberapa filosof yang berbeda pendapat Mengenai manusia
Plato
Menurut
Plato, martabat manusia sebagai pribadi tidak terbatas pada mulainya jiwa
bersatu dengan raga, jiwa tidak berada lebih dulu sebelum manusia atau pribadi
adalah jiwa sendiri. Sedangkan badan oleh Plato yang disebut sebagai alat yang
berguna sewaktu masih hidup didunia ini, tetapi badan itu disamping berguna
sekaligus juga memberati usaha jiwa untuk mencapai kesempurnaan, yaitu kembali
kepada dunia “ide”.
Sedangkan
jiwa berada sebelum bersatu dengan badan. Persatuan jiwa dengan badan merupakan
hukuman, karena kegagalan jiwa untuk memusatkan perhatianya kepada dunia “ide”,
jadi manusia mempunyai Pra-eksistensi yaitu sudah ada sebelum dipersatukan
dengan badan dan jatuh kedunia ini.
b. Thomas Aquinas
Ia Berpendapat bahwa yang disebut manusia sebagai pribadi adalah makhluk individual, kalau hidup, ialah makhluk yang merupakan kesatuan antara jiwa dan badan. Sedangkan yang dimaksud pribadi adalah masing-masing manusia individual : manusia yang konkret dan yang riil dan juga mempunyai kodrat yang rasional. Manusia adalah suatu substansi yag komplit terdiri dari badan (material) dan jiwa (forma).
c.
David
Hcme
Berbicara
mengenai pribadi dalah idntitas diri yaitu kesamaan jati diri manusia dalam
kaitannya dengan waktu. Beliau berpegang teguh bahwa pengetahuan ilmiah hanya
dapat dicapaidengan titik tolak pengalaman indrawi yaitu penglihatan,
penciuman, perabaan, pencicipan dan pendengaran.
d.
Immanuel
Kant
Memahami
pribadi yaitu sesuatu yang sadar akan identitas numeric mengenai dirinya
sendiri pada waktu yang berbeda-beda beliau percaya bahwa identitas diripun
tidak dapat dipergunakan untuk menyanggah keyakinan bahwa segala sesuatu
didunia ini selalu mengalir berganti.
e.
John
Dewey
“Pribadi”
berarti seseorang bertindak sebagai wakil dari suatu group atau masyarakat.
Seorang individu hanya bisa disebut pribadi kalau ia mengemban dan menampilkan
nilai-nilai social masyarakat tertentu.
Pada
dasarnya atau pada hakikatnya hidup manusia adalah pengalaman bersama, hidup
manusia, bahkan didalam unsur-unsurnya yang paling individual, merupakan
kehidupan bersama dan tingkah laku manusia, didalam strukturnya yang asasi,
yang selalu menunjukkan kepada pribadi.
Dapat dikatakan bahwa manusia adalah anak masyarakat.
Contohnya :
bila masyarakat menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan memandang rendah sikap
menonjolkan diri, sifat ini akan mempengaruhi, anak-anaknya untuk bertindak
berfikir dengan cara yang sama.
Harkat
manusia yang di dalamnya terkandung harkat dan martabat manusia, menurut
Prayitno (2008:18) meliputi lima butir konsep dasar harkat dan martabat manusia
(HMM), yakni:
1. Makhluk yang paling indah dan
sempurna dalam pencitraannya
2. Makhluk yang paling tinggi
derajatnya
3. Khalifah di muka bumi
4. Makhluk yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
5. Pemilik hak-hak asasi manusia (HAM)
Lebih
lanjut dijelaskan, bahwa:
1. Keimanan dan ketaqwaannya kepada
Tuhan Yang Maha Esa ditunaikan melalui yang tulus dan ikhlas
2. Citra
kesempurnaan dan keindahannya diwujudkan melalui penampilanbudaya dan peradaban yang terus
berkembang;
3. Ketinggian derajatnya ditampilkan
melalui upaya menjaga kehormatan danmenolak hal-hal yang merendahkan
nilai-nilai kemanusiaan;
4. Kekhalifahan diselenggarakan melalui
penguasaan dan pengelolaan atas sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk
kehidupan yang damai dan sejahtera dalam alam yang aman dan tentram; dan
5. Hak asasi manusia dipenuhi melalui
saling pengertian, saling memberi dan saling menerima serta saling melindungi,
mensejahterakan dan membahagiakan.