Welcome di Mentari Sago, kumpulan artikel pendidikan dan sastra baik berupa cerpen, puisi dan lain-lain

Menulislah, dengan itu engkau akan meninggalkan jejak jejak sejarah

Tulisan ketika dibaca dan membawa perubahan padanya, akan bermakna besar akhirnya.

Bermimpilah

Jangan biarkan ucapan orang lain menjatuhkan mimpimu. Bungkam mulut mereka dengan prestasimu.

Pendidikan itu mengubah perilaku

Jangan pernah berhenti belajar, karena hidup tak pernah berhenti mengajarkan.

You don’t have to be great to start. But you have to start to be great.

Kamu tidak harus hebat untuk memulai. Tapi Anda harus mulai menjadi hebat.

Manusia terbaik adalah yang bermanfaat bagi banyak orang

Kebaikan sekecil apapun akan mernakna besar bagi yang merasakannya.

Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

Sunday, 5 January 2025

Pendekatan Deep Learning dalam Pembelajaran dalam Kurikulum

 


Pembelajaran deep learning dalam konteks pendidikan mengacu pada metode pengajaran yang berfokus pada pemahaman mendalam dan keterampilan berpikir kritis daripada sekedar menghafal informasi. Tujuannya agar siswa dapat mengembangkan pemahaman konsep yang lebih mendalam dan mampu menerapkannya dalam berbagai situasi.

Pendekatan Deep learning dalam konteks pendidikan sebenarnya dapat menjadi bagian dari kurikulum dan metode pembelajaran. Deep Learning merupakan metode yang di adapitasi dari kecerdasan buatan (AI). Metode ini mengajarkan komputer untuk memproses data seperti cara kerja otak manusia. Dalam konteks pendidikan, deep learning merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan penguasaan secara mendalam dalam rentang materi yang lebih kecil. Dengan menggunakan metode deep learning, juga  dapat mengotomatiskan berbagai hal yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia, seperti mendeskripsikan gambar atau menyalin file suara ke dalam teks.



Deep learning sendiri merupakan salah satu cabang dari bidang machine learning yang menggunakan saraf buatan atau biasa disebut dengan jaringan syaraf tiruan. Ini memiliki berbagai tingkatan dalam hal pemrosesan atau mempelajari data. Sebagai metode pembelajaran: Deep learning merupakan metode atau strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk memahami materi secara mendalam. Pendekatan ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analisis mendalam dan pemecahan masalah. 

Guru yang menerapkan deep learning dalam pembelajaran sehari-hari akan menggunakan strategi seperti studi kasus, diskusi mendalam, dan penerapan konsep dalam lingkungan dunia nyata. Deep learning dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan mengkaji pokok bahasan secara mendalam, sehingga mengeksplorasi lebih dalam dan mengapresiasi.

Pendekatan Deep Learning dapat mengidentifikasi pola kompleks dalam gambar, teks, suara, dan data lainnya untuk menghasilkan wawasan dan prediksi yang akurat.

Deep Learning secara eksplisit mencakup tujuan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman mendalam, bukan hanya penguasaan keterampilan dasar atau hafalan. Dalam konteks ini, pembelajaran dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar yang meningkatkan pemahaman konseptual, keterampilan berpikir kritis, dan penerapan pengetahuan praktis. Tujuan deep learning adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui pendekatan yang lebih mendalam dan fokus pada partisipasi aktif siswa.

Deep Learning merupakan kurikulum yang memadukan tiga unsur utama yaitu  Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyfull Learning.

Setiap elemen dirancang untuk menciptakan suasana pembelajaran yang tidak hanya mengutamakan pengetahuan tetapi juga memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

1. Meaningful Learning

Teori Meaningful Learning yang dicetuskan oleh David Ausubel menjelaskan tentang proses pembelajaran dimana guru membantu siswa untuk mengaitkan konsep baru yang akan diajarkan dengan konsep-konsep yang sebelumnya sudah mereka pahami. Unsur Meaningful Learning pembelajaran bermakna. Siswa diajak untuk memahami alasan di balik setiap materi kursus yang mereka pelajari dan pentingnya kursus tersebut bagi kehidupan masa depan mereka di dunia nyata. Proses belajar Meaningful Learning ini bertujuan agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik. 

Contohnya adalah mengenalkan penjumlahan pecahan, bisa mulai dengan penjumlahan benda-benda yang lebih konkret terlebih dahulu dengan mengunakan contoh benda yang nyata.

2. Mindful Learning

Mindful Learning seringkali dikenal sebagai metakognisi dalam teori pendidikan. Dalam Mindful Learning, guru memperhatikan keunikan siswanya, termasuk potensi dan kebutuhannya yang beragam.siswa diajak untuk senantiasa sadar akan proses pembelajaran yang sedang ia jalani. Kesadaran ini terdiri dari beberapa aspek: 

  1. Kesadaran akan hal-hal yang sudah ia pahami atau kuasai sebelumnya, 

  2. Kesadaran akan hal-hal yang belum ia pahami atau kuasai, 

  3. Kesadaran akan pentingnya pemahaman atau penguasaan kompetensi dari apa yang ia sedang pelajari, 

  4. Kesadaran akan alur proses pembelajaran yang sedang ia jalani demi tercapainya pemahaman atau kompetensi yang ingin ia capai, 

  5. Kesadaran akan kemajuan pemahaman atau kompetensi setelah merefleksikan proses pembelajaran yang telah ia lewati, 

  6. Kesadaran akan hal-hal yang masih dapat dieksplorasi lebih lanjut dalam proses pembelajaran berikutnya. 

3. Joyful Learning

Joyful Learning menekankan pentingnya menciptakan suasana belajar yang positif agar siswa dapat menikmati setiap bagian dari proses pembelajaran. Joyfull Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang tidak sekadar mengedepankan hal-hal yang menyenangkan dalam pembelajaran tapi mengutamakan pemikiran yang mendalam dari para siswa terhadap setiap materi pembelajaran yang dipelajarinya.

Dikutip dari beberapa sumber ( Mulyati Umar)

Tuesday, 17 September 2024

12 TRIK SUKSES JADI KONTEN KREATOR

 

Mau jadi konten creator?

Nah anda harus punya 12 hal yang dibawah ini.

 

1.       Tentukan niche atau topik spesifik Anda

·         Pilih bidang yang benar-benar Anda kuasai dan minati

·         Lakukan riset pasar untuk memastikan ada audiens yang tertarik

·         Pertimbangkan kombinasi unik dari beberapa minat Anda untuk membuat niche yang khas

 

2.       Kembangkan personal branding yang kuat

·         Ciptakan identitas visual yang konsisten (logo, warna, gaya desain)

·         Tentukan tone dan gaya komunikasi yang sesuai dengan kepribadian Anda

·         Bangun narasi personal yang menarik untuk menghubungkan Anda dengan audiens

 

3.       Buat konten berkualitas tinggi secara konsisten

·         Rencanakan jadwal posting dan patuhi secara disiplin

·         Gunakan kalender konten untuk merencanakan tema dan topik

·         Pastikan setiap konten memberikan nilai (edukasi, hiburan, atau inspirasi)

·         Investasikan waktu dalam riset dan persiapan untuk setiap konten

 

4.       Optimalkan konten untuk setiap platform

·         Pelajari algoritma dan best practices tiap platform

·         Sesuaikan format konten (misalnya, vertikal untuk Stories, horizontal untuk YouTube)

·         Gunakan fitur-fitur unik setiap platform (misalnya, hashtag di Instagram, Community tab di YouTube)

 

5.       Bangun komunitas yang loyal

·         Interaksi secara aktif dengan audiens melalui komentar dan pesan

·         Ciptakan konten yang mendorong diskusi dan partisipasi

·         Berikan penghargaan kepada pengikut setia (shoutout, giveaway, dll)

·         Adakan sesi live atau Q&A untuk meningkatkan koneksi personal

 

6.       Kolaborasi strategis

·         Identifikasi kreator lain dalam niche yang sama atau terkait

·         Tawarkan kolaborasi yang saling menguntungkan

·         Ikuti event networking atau gabung komunitas kreator untuk memperluas jaringan

 

7.       Monetisasi konten secara efektif

·         Pelajari berbagai metode monetisasi (iklan, sponsorship, produk sendiri, dll)

·         Buat proposal kerjasama yang profesional untuk brand

·         Tetapkan harga yang sesuai dengan nilai dan jangkauan Anda

·         Diversifikasi sumber pendapatan untuk stabilitas finansial

 

8.       Investasi dalam peralatan dan keterampilan

·         Tingkatkan kualitas peralatan produksi secara bertahap (kamera, mikrofon, lighting)

·         Pelajari software editing terbaru dan teknik produksi

·         Ikuti kursus atau workshop untuk meningkatkan keterampilan

 

9.       Analisis dan optimasi performa

·         Gunakan tools analitik untuk memahami metrik penting (views, engagement rate, retention)

·         A/B testing untuk judul, thumbnail, dan format konten

·         Evaluasi dan sesuaikan strategi berdasarkan data secara reguler

 

10.   Jaga kesehatan mental dan work-life balance

·         Tetapkan batasan waktu kerja yang jelas

·         Ambil waktu istirahat dan rekreasi untuk menghindari burnout

·         Bangun sistem support dari keluarga, teman, atau sesama kreator

·         Hadapi kritik dan komentar negatif secara profesional

 

11.   Tetap update dengan tren dan teknologi

·         Ikuti influencer dan thought leader di industri Anda

·         Berlangganan newsletter atau podcast relevan

·         Eksperimen dengan format konten dan platform baru

·         Adaptasi cepat terhadap perubahan algoritma atau kebijakan platform

 

12.   Bangun multiple streams of income

·         Kembangkan produk atau layanan sendiri (e-book, course, merchandise)

·         Eksplorasi peluang speaking engagement atau konsultasi

·         Pertimbangkan membuat konten berbayar (membership, Patreon)

  Nah, saat kamu ikuti trik agar sukses 

Monday, 16 September 2024

8 TRIK MEMBUAT CAROUSEL DI MEDIA SOSIAL YANG MENGEDUKASI


Carousel Panduan Membuat Carousel Edukatif di Media Sosial yang menarik 


1. Struktur Konten

Srtuktur konten harus menarik dari slide ke slide berikutnya.

- Slide 1: Judul menarik dan eye-catching

- Slide 2-6: Isi konten utama (poin-poin kunci)

- Slide terakhir: Kesimpulan atau call-to-action

gambar media sosial


 2. Tips Desain

Dalam mendesain gunakan template konsisten untuk semua slide, anda jangan suka ganti-ganti slide lalu pilih warna yang sesuai dengan branding dan pastikan teks mudah dibaca (kontras warna, ukuran font)


3. Optimize Setiap Slide

- dalam optimize setiap slide harus menggikuti aturan agar menarik misalnya maksimal 1-2 poin utama per slide, gunakan visual pendukung (ikon, ilustrasi, grafik) dan juga teks singkat dan jelas (40-60 karakter per slide)


4. Teknik Storytelling

Dalam teknik Storytelling harus dimulai dengan masalah atau pertanyaan menarik, lalu bangun narasi yang mengalir dari satu slide ke slide berikutnya dan akhiri dengan solusi atau insight penting.


5. Interaktif

Agar terjalin interaktif  maka perlu tambahkan pertanyaan di beberapa slide, dorong swipe dengan teaser di ujung setiap slide dan juga gunakan fitur polling jika tersedia.


6. Optimasi untuk Algoritma

Agar Algoritma optimal maka konten kreator manfaatkan caption untuk konteks tambahan, gunakan hashtag relevan (3-5 hashtag) dan posting di waktu engagement tinggi


7. Konten Tambahan

Dalam membuat konten tambahan sertakan sumber referensi di slide terakhir atau caption, tawarkan resource tambahan (e.g., link ke artikel lengkap)


8. Analisis dan Iterasi

Di akhir antau metrik engagement (likes, komentar, shares, saves), identifikasi jenis konten yang paling resonan dengan audiens, dan terus perbaiki berdasarkan feedback dan data.



trik menarik lainnya https://tiptip.id/blog/tips-membuat-content-carousel-yang-tepat-di-sosial-media/


Saturday, 27 January 2024

6 Hal yang Mesti Dilakukan Orang tua Ketika Anak Mulai jatuh Cinta

Ayah bunda, tentu mempunyai anak remaja, dimana mereka mulai menyukai lawan jenis.Hal itu akan terjadi, qadarullah, namun   menjadi lebih sulit karena perlu adanya adaptasi antara orang tua dan remaja dalam melihat perubahan anak. Hal itu merupakan hal yang wajar dan penting dalam melihat perkembangan anak.

Nah, apa yang mesti dilakukan orang tua ketika sang anak jatuh cinta, atau dengan kata lain sudah mulai menyukai lawan jenis.

1.      Beri perhatian yang positif

Pastikan anak remaja mendapat perhatian dari orang tua. Ayah dan bunda  perlu membangun hubungan yang baik dan menjadi panutan terutama orang tua sang anak. Luangkan waktu berkualitas bersama anak dan jalin komunikasi dengan baik. Usahakan komunikasi terjalin dua arah dan bukan bersifat mengurui. Anak remaja biasanya tidak sudah diceramahi secara sepihak.

     Ayah bunda dapat mengapresiasi perasaan cinta yang sedang dialami oleh anak remaja. Cinta bukanlah dosa, tetapi anugerah.  Anak sedang mencari identitas diri, ketika mereka tidak mendapatkan perhatian dan dukungan dari ayahbunda, mereka mungkin akan mencari kenyamanan di tempat lain yang bisa membahayakan mereka.

2.      Selidiki, apakah anak jatuh cinta atau hanya terobsesi.

     Ketika anak remaja mulai jatuh cinta, ia memiliki perasaan yang kuat namun masih dapat mengendalikan emosinya. Nah anak remaja yang terobsesi pada lawan jenis bisa memperlihatkan perilaku yang tidak sehat. Obsesi adalah perasaan yang dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti obsesi terhadap seseorang, gagasan, kegiatan, rasa takut, maupun objek. Menurut Paired Life, obsesi dapat memicu rasa sakit dan penderitaan karena seseorang tidak bisa menjalin hubungan dengan orang yang diinginkan. Hal ini bisa membahayakan anak.

3.      Gali bakat anak.

     Anak remaja yang sedang jatuh cinta punya kecendrungan melupakan minat, bakat, atau hasrat untuk melakukan hal-hal yang baru. Arahkan anak terus mengali potensinya, beri dorongan untuk terus fokus pada kegiatan positif.

4.      Dialog dan diskusi untuk membicarakan sosok yang sedang dipuja

     Ayah bunda bisa meminta anak menceritakan sosok yang disukainya dan berusaha untuk berempati dan memahami apa yang sedang dirasakan oleh anak. Anak yang dekat dengan ayah bunda, tidak anak sulit untuk bercerita, akan berbeda dengan anak yang sulit terbuka dan ia bisa merasa malu. Dengarkan anak saat bercerita dan pahami apa yang disampaikannyakarena banyak anak di usia remaja beranggapan orangtua tidak mengerti apa pun tentang cinta. Maka peran ayah bunda sangat dituntut untuk memahami anak. Inilah waktu yang penting untuk mengenalkan hakikat cinta, apakah ini cinta yang serius atau hanya ungkapan perasaan  alami, dimana cinta yang sebenarnya adalah cinta yang ingin dijalani melalui pernikahan.

5.       Berikan peringatan kepada anak untuk tidak stalking media sosial.

  Ayah bunda perlu mengingatkan anak agar tidak stalking orang yang disukainya. Menjauhkan dari media sosial selama waktu tertentu dapat membantu, atau dapat juga dengan unfollow atau berhenti mengikuti orang yang disukai.

 

6.      Memberi pemahaman kepada anak akan pentingan Mencintai diri.

    Ayah bunda, Ajari anak Anda untuk mencintai diri sendiri dan bantu mereka mengatasi perasaan jatuh cinta. Biarkan anak Anda memahami bahwa dirinya lebih penting daripada objek yang dikaguminya. Meskipun dia memiliki begitu besar perasaan terhadap orang yang disukainya, anak harus tahu bahwa mencintai dirinya sendiri lebih penting. ( Mulyati Umar)


Semoga bermafaat.


Tuesday, 12 December 2023

Disiplin Positif Sebagai Pewujudan Profil Pelajar Pancasila

Berbagai aspek kehidupan menuntut ketaatan terhadap nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Disiplin adalah kunci untuk mencapai rasa ketaatan dan menghormati tanggung jawab pribadi. Keterampilan ini membantu mengendalikan diri, menjaga ketertiban, dan mengikuti aturan. Baik yang ditetapkan oleh organisasi, lembaga, masyarakat, atau pada tingkat pribadi, mematuhi aturan, peraturan, dan norma akan menghasilkan disiplin.Disiplin juga mencakup kemampuan untuk menjaga fokus, konsistensi, dan ketekunan dalam menjalankan tugas atau mencapai tujuan, bahkan ketika menghadapi rintangan atau godaan.



Secara umum, disiplin dapat dibagi menjadi beberapa aspek:

1.      Ketaatan terhadap aturan: Disiplin melibatkan kepatuhan terhadap peraturan yang ada, baik aturan sosial, hukum, norma masyarakat, atau pun aturan yang ditetapkan oleh organisasi.

2.      Kontrol diri: Kemampuan untuk mengatur emosi, kebiasaan, dan tindakan agar sesuai dengan aturan yang ada serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3.      Konsistensi dan ketekunan: Mempertahankan perilaku yang diharapkan secara teratur dan konsisten, serta tetap fokus pada tujuan walaupun dihadapkan pada kesulitan atau godaan.

4.      Kerja keras dan dedikasi: Disiplin juga mencakup upaya untuk bekerja keras, berkomitmen, dan berdedikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan, meskipun itu memerlukan waktu, usaha, dan pengorbanan.

Disiplin memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai kesuksesan baik dalam karier, pendidikan, hubungan pribadi, maupun dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kemampuan untuk mempertahankan disiplin membantu seseorang tetap fokus, berkinerja baik, serta mengatasi rintangan yang mungkin muncul dalam mencapai tujuan mereka.

Disiplin positif adalah pendekatan dalam mendidik anak atau mengelola perilaku yang lebih berfokus pada pengajaran dan penguatan perilaku yang diinginkan daripada hukuman atau pengawasan yang ketat. Berikut adalah beberapa prinsip dan karakteristik dari pendekatan disiplin positif:

1.      Pengajaran daripada hukuman. Disiplin positif berfokus pada pengajaran kepada anak tentang perilaku yang diharapkan dan konsekuensi positif dari perilaku tersebut. Ini lebih menekankan pada pemahaman alasan di balik aturan dan bagaimana perilaku yang baik dapat memberikan hasil yang baik.

2.      Penguatan positif.  Pendekatan ini mendorong penguatan perilaku positif dengan memberikan pujian, penghargaan, atau imbalan untuk perilaku yang diinginkan. Ini dapat membentuk motivasi intrinsik anak untuk melakukan hal yang benar.

3.      Komunikasi yang baik. Disiplin positif melibatkan komunikasi terbuka dan pengertian terhadap anak. Penting untuk mendengarkan mereka, memahami perspektif mereka, dan menjelaskan aturan dan konsekuensinya dengan cara yang jelas.

4.      Konsistensi  Konsistensi dalam menerapkan aturan dan konsekuensi sangat penting. Anak perlu tahu bahwa aturan akan diterapkan secara konsisten di berbagai situasi.

5.      Mengajarkan keterampilan. Disiplin positif melibatkan pengajaran keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi situasi atau emosi yang mungkin memicu perilaku yang tidak diinginkan. Ini bisa meliputi keterampilan penyelesaian masalah, pengelolaan emosi, atau keterampilan sosial.

6.      Menetapkan batasan yang jelas. Meskipun pendekatan ini lebih fokus pada penguatan positif, tetap penting untuk menetapkan batasan yang jelas dan memahami bahwa ada konsekuensi yang diberlakukan jika aturan dilanggar.

Disiplin positif bertujuan untuk mengembangkan hubungan yang baik antara orang tua atau pengasuh dengan anak, memotivasi anak untuk belajar dari kesalahan mereka, dan memperkuat perilaku yang diinginkan dengan memperhatikan dan memberikan penghargaan pada perilaku positif. Ini juga membantu anak memahami hubungan sebab-akibat dari tindakan mereka sendiri.

Disiplin positif memiliki keterkaitan yang erat dengan pendekatan pembelajaran yang berpihak kepada murid atau yang disebut juga sebagai pendekatan pembelajaran berbasis siswa (student-centered learning). Pendekatan ini berfokus pada kebutuhan, minat, dan gaya belajar individual siswa, dengan tujuan untuk mengoptimalkan pembelajaran mereka.

Hubungan antara disiplin positif dan pembelajaran yang berpihak kepada murid bisa dijelaskan sebagai berikut:

1.      Pendorong Keterlibatan Siswa.

Disiplin positif mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Ketika mereka merasa diperlakukan secara adil, dihargai, dan didukung, siswa lebih cenderung terlibat aktif dalam pembelajaran karena merasa nyaman dan aman.

2.      Membangun Hubungan yang Baik.

Pendekatan disiplin positif membantu membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa. Ini penting dalam pendekatan pembelajaran yang berpihak kepada murid karena memungkinkan guru untuk lebih memahami kebutuhan, minat, dan gaya belajar individu siswa.

3.      Menghormati Kekuatan Siswa.

Disiplin positif mendorong pengakuan terhadap kekuatan dan kemampuan unik setiap siswa. Dalam pembelajaran berbasis siswa, menghargai keberagaman dan keunikan setiap siswa menjadi kunci dalam memfasilitasi pengembangan potensi mereka.

4.      Mendorong Tanggung Jawab Pribadi.

Disiplin positif mengajarkan siswa tentang tanggung jawab pribadi terhadap tindakan mereka. Dalam pembelajaran berbasis siswa, ini bisa mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri.

5.      Pembelajaran Diferensiasi.

Pendekatan disiplin positif memungkinkan guru untuk merespons beragam kebutuhan siswa secara lebih fleksibel. Ini mendukung pendekatan pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan individual siswa.

6.      Kreativitas dan Inovasi.

Disiplin positif menciptakan lingkungan di mana siswa merasa nyaman untuk berekspresi, berbagi ide, dan mengambil risiko dalam pembelajaran. Ini mengarah pada pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.

Ketika guru menerapkan disiplin positif dalam kelas, ini mendukung terciptanya lingkungan yang mendukung bagi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini menciptakan kondisi yang lebih baik bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal.

Disiplin positif dalam konteks pendidikan dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong pewujudan siswa sebagai pelajar Pancasila. Pewujudan siswa sebagai pelajar Pancasila merujuk pada kemampuan mereka untuk memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa cara hubungan antara disiplin positif, pembelajaran yang berpihak kepada murid, dan pewujudan siswa sebagai pelajar Pancasila:

1.      Pendekatan yang Humanis dan Berpihak kepada Murid.

Disiplin positif memandang setiap siswa sebagai individu yang unik dengan kebutuhan dan potensi masing-masing. Pendekatan ini sejalan dengan konsep pembelajaran berpihak kepada murid, yang menghargai keberagaman dan memperhatikan kebutuhan individual siswa, yang merupakan nilai-nilai Pancasila.

2.      Pembelajaran Nilai-nilai Pancasila melalui Praktik Positif.

Disiplin positif dapat digunakan sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan, dan persatuan melalui praktik-praktik yang mendukung. Misalnya, dengan mendorong kerjasama dalam kelompok, menerima perbedaan dengan sikap terbuka, dan menunjukkan keadilan dalam penilaian.

3.      Membangun Karakter yang Sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila

Disiplin positif membantu membentuk karakter siswa dengan prinsip-prinsip seperti tanggung jawab, disiplin diri, dan penghargaan terhadap orang lain. Hal ini sejalan dengan ajaran Pancasila yang mendorong pembentukan karakter yang baik bagi warga negara Indonesia.

4.      Keterlibatan Aktif Siswa dalam Pembelajaran Nilai-nilai Pancasila

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam proses pembelajaran yang berpihak kepada murid, siswa akan lebih terlibat secara aktif dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.

5.      Menciptakan Lingkungan Belajar yang Menghormati dan Menghargai.

Disiplin positif menciptakan lingkungan yang menghormati keberagaman, saling menghargai, dan bekerja sama, yang merupakan aspek penting dari nilai-nilai Pancasila.

Dengan memadukan disiplin positif, pendekatan pembelajaran berpihak kepada murid, dan pengajaran yang fokus pada nilai-nilai Pancasila, institusi pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pewujudan siswa sebagai pelajar Pancasila. Ini tidak hanya melibatkan pemahaman teoritis tentang nilai-nilai tersebut tetapi juga praktik dalam kehidupan sehari-hari siswa, menciptakan generasi yang berkomitmen terhadap pembangunan karakter dan moral yang kokoh sesuai dengan semangat Pancasila.  ( Mulyati Umar)

Sunday, 12 November 2023

Pengertian Literasi dan Cakupan Literasi Dasar

Literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, memahami, dan menggunakan informasi dalam berbagai konteks. Literasi mencakup kemampuan membaca teks, menulis teks, memahami teks yang dibaca, serta menggunakan informasi dari teks tersebut untuk berpikir kritis, mengambil keputusan, dan berkomunikasi efektif. Literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga melibatkan pemahaman yang mendalam tentang konten yang dibaca dan kemampuan berpikir secara analitis.



Cakupan literasi dasar mencakup beberapa aspek utama, seperti:

1. Membaca 

Kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami kata-kata, frasa, kalimat, dan teks yang dibaca. Membaca adalah keterampilan dasar dalam literasi.

2. Menulis

Kemampuan untuk mengungkapkan pemikiran dan ide melalui tulisan. Ini termasuk pengetahuan tata bahasa, struktur tulisan, dan kemampuan menyusun teks yang jelas dan koheren.

3. Pemahaman

Pemahaman teks yang dibaca adalah inti dari literasi. Ini melibatkan kemampuan untuk mengerti pesan yang disampaikan dalam teks dan mengekstraksi informasi penting.

4. Berpikir kritis

Literasi juga mencakup kemampuan untuk mengevaluasi informasi, menyusun argumen, dan berpikir kritis tentang teks yang dibaca. Ini mencakup kemampuan mengidentifikasi bias, menyusun pemikiran logis, dan menilai keandalan informasi.

5. Komunikasi

Literasi memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain secara efektif melalui tulisan dan pembacaan. Ini melibatkan kemampuan mengungkapkan ide dengan jelas dan meyakinkan.

6. Literasi media

Kemampuan untuk memahami dan mengevaluasi informasi yang ditemukan dalam media, termasuk internet. Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana informasi disajikan, bagaimana membedakan informasi yang akurat dari yang tidak akurat, dan kemampuan berpartisipasi dalam budaya media dengan bijak.


Literasi dasar sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena memungkinkan individu untuk terlibat dalam berbagai aktivitas seperti membaca berita, mengakses informasi pendidikan, berkomunikasi secara efektif, dan membuat keputusan yang berinformasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, literasi juga berkembang dan mencakup literasi digital, yang mencakup kemampuan untuk beroperasi dan berinteraksi dengan teknologi digital serta memahami konten online. ( MU)