Rapor Pendidikan Kota Pekanbaru 2025
Rapor Pendidikan terbaru sudah dipublikasikan pada Agustus 2025. Ini merupakan hasil asesmen nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan. Asesmen nasional yang terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar ini nyatanya menjadi gambaran kualitas satuan pendidikan di seluruh Indonesia dengan beberapa indikator capaian, diantaranya kemampuan literasi siswa.
Madrasah sebagai salah satu satuan pendidikan di bawah kewenangan Kementerian Agama pun tak lepas dari keikutsertaannya dalam asesmen tersebut. Hal baiknya, Rapor Pendidikan 2025 Kota Pekanbaru menunjukkan capaian literasi siswa dengan kategori “Baik” pada jenjang MI, MTs, dan MA. Kondisi ini menunjukkan bahwa lebih dari 70,00% siswa madrasah sudah mencapai kompetensi minimum dalam memahami, menggunakan, merefleksi, dan mengevaluasi beragam jenis teks (teks informasional dan teks fiksi). Dengan demikian, kondisi literasi siswa madrasah di Kota Pekanbaru sudah menunjukkan kualitas yang baik.
Refleksi Pembelajaran Guru
Sayangnya, capaian baik ini tidak dibarengi dengan capaian pada indikator kualitas pembelajaran. Rapor Pendidikan menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran masih dalam kategori “Sedang”, di mana capaian ini memberikan arti bahwa suasana kelas mulai kondusif, dukungan psikologis serta pembentukan pemahaman dari guru meningkat. Bukankah seharusnya dengan capaian literasi siswa yang baik, kualitas pembelajaran pun mencapai kategori “Baik”? Ini tentunya menimbulkan pertanyaan dan asumsi. Capaian literasi siswa madrasah mungkin saja dipengaruhi oleh dukungan yang tidak hanya dari madrasah tapi dengan terbuka lebarnya akses dan fasilitas belajar di selain di satuan pendidikan.
Apa yang Bisa Dilakukan Guru?
Pun begitu, tidak semua siswa madrasah di Kota Pekanbaru memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan akses dan fasilitas belajar di luar sekolah. Terdapat siswa-siswa yang memang hanya belajar di sekolah. dengan demikian, guru sebagai berperan sangat penting dalam upaya peningkatan literasi siswa madrasah. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh guru?
Kembangkan Diri
Hal pertama yang harus dilakukan oleh guru madrasah, tentunya adalah mengembangkan diri dengan belajar lebih intens terkait literasi dalam pembelajaran. Literasi tidak sekadar membaca dan menulis. Dikutip dari UNESCO, literasi merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, membuat, berkomunikasi dan menghitung, menggunakan dicetak dan menulis bahan-bahan yang terkait dengan konteks yang berbeda-beda. Kegiatan pelatihan terkait pembelajaran literasi baik yang dilaksanakan secara daring, pembelajaran-mandiri melalui Learning Management System (LMS), maupun melalui komunitas-komunitas pembelajaran internal madrasah maupun antar madrasah perlu juga diikuti.
Integrasikan Pembelajaran
Selanjutnya adalah bagaimana literasi juga diintegrasikan dalam pembelajaran di dalam kelas, tidak hanya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran Matematika pun guru juga harus mampu meningkatkan kemampuan literasi. Seperti membuat soal cerita yang sesuai dengan level tingkatan pemahaman siswa. Selain itu, dalam mata pelajaran agama, seperti Sejarah Kebudayaan Islam, guru juga bisa membuat proyek siswa mendongeng kisah tokoh-tokoh cendekiawan Islam. Dengan demikian, siswa pun harus membaca dan memahami sejarah tokoh-tokoh tersebut.
Tingkatkan Kolaborasi
Selanjutnya, kemampuan kolaborasi guru dalam meningkatkan capaian literasi siswa juga perlu ditingkatkan guna mendorong munculnya kemitraan dan tanggung jawab bersama. Guru bisa berkolaborasi dengan orang tua siswa melalui penugasan kegiatan membaca dan memahami selama 10 menit di rumah.
Tiga hal tersebut tentunya hanya sebagian kecil dari praktik-praktik yang bisa dilakukan oleh guru dalam upaya meningkatkan kualitas literasi siswa. Dengan mengoptimalkan beberapa praktik tersebut tentunya diharapkan capaian kualitas pembelajaran madrasah di Kota Pekanbaru bisa menjadi “Baik” di tahun 2026. Sejalan dengan capaian literasi siswanya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa capaian literasi siswa madrasah benar-benar mencapai kategori “Baik”.
Fajar (Penulis adalah peserta Lokakarya Menulis Artikel yang diadakan oleh Rumah Baca Mentari Sago sebagai Komunitas Literasi tahun 2025)