Welcome di Mentari Sago, kumpulan artikel pendidikan dan sastra baik berupa cerpen, puisi dan lain-lain

Menulislah, dengan itu engkau akan meninggalkan jejak jejak sejarah

Tulisan ketika dibaca dan membawa perubahan padanya, akan bermakna besar akhirnya.

Bermimpilah

Jangan biarkan ucapan orang lain menjatuhkan mimpimu. Bungkam mulut mereka dengan prestasimu.

Pendidikan itu mengubah perilaku

Jangan pernah berhenti belajar, karena hidup tak pernah berhenti mengajarkan.

You don’t have to be great to start. But you have to start to be great.

Kamu tidak harus hebat untuk memulai. Tapi Anda harus mulai menjadi hebat.

Manusia terbaik adalah yang bermanfaat bagi banyak orang

Kebaikan sekecil apapun akan mernakna besar bagi yang merasakannya.

Monday 19 December 2022

Puisi Aisyah Shofwah Hamidah- SEPERTI SENJA

SEPERTI SENJA



di satu waktu, 

ia datang kepadaku

tumbuhkan harap 

di sela gersangnya hati

meriliskan lara diujung cerita

ia seperti senja, 

indah namun sementara

aku tak mudah melupakan 

sesuatu yang sudah dijalani dengan hati



Pekanbaru, 10 Desember 2022

API RIMBA: MENGHAYATI BELANTARA TULISAN

Resensi Buku




 Judul : Api Rimba: 11 Cerpen Rian Harahap

Penulis : Rian Harahap

Cetakan : Pertama, November 2022

Tebal : vi + 82 halaman

ISBN : 978-623-446-406-1

Penerbit : LovRinz Publishing, Cirebon

Dalam suatu kehidupan setiap anak manusia, tentunya mempunyai tujuan masing-masing dalam mencari dan mencapai serta menghayati tujuan kehidupan. Kehidupan merupakan pembelajaran dalam setiap gerak langkah kehidupan seseorang termasuk setiap anak Indonesia yang menjejakkan kakinya di bumi Nusantara nan indah dan kaya raya ini.

Setiap profesi yang dijalani oleh seseorang, juga menjadi hikmah dan pelajaran yang seseorang dapat petik dan ambil agar dalam melangkah ke depan, sesuai dengan impian dan keinginan dalam arti untuk hal-hal yang penuh dengan kebaikan. Kebaikan yang menjadi amal ibadah yang berasal dari kesungguhan dan ketulusan hati.

Seorang anak manusia, pecandu kopi hitam, penikmat teater, dan penulis cerpen bernama Rian Harahap mengerti bahwa tulisan mampu menjadi pembawa semangat melalui untaian kata dan bingkai kalimat yang mampu membuat pembaca menjadi diaduk-aduk perasaannya melalui 11 cerpen dalam buku yang renyah ini.

Kesebelas cerpen ini hadir ke tengah-tengah pembaca sebagai cara penulis untuk merayakan 11 tahun kepenulisannya di berbagai media massa dan berbagai perlombaan yang diikuti di tengah petualangan kehidupan yang dijalaninya sebagai seorang pembelajar dari hati yang paling dalam.

Cerpen-cerpen yang hadir dalam bukunya dihadirkan dengan kata-kata dan kalimat-kalimat yang mampu membuat para pembaca berpikir tentang kekayaan kosakata dalam berbahasa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga para pembaca pun belajar untuk dapat kosakata baru yang memperkaya khazanah berbahasa dalam keseharian.

Tulisan-tulisan penulis disarikan dan disajikan dengan perasaan serius yang datang dari pemikiran penulis yang mampu melihat hal-hal penting sebagai bentuk kecintaan kepada dunia literasi yang telah dihayatinya dengan perasaan mendalam sehingga menghasilkan berbagai karya tulis yang dari tahun ke tahun selalu dikenang di sepanjang jalan kenangan bernama keabadian tulisan.

Buku penulis yang juga didapuk sebagai Ketua Jaringan Teater Riau 2022 – 2024 dan Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Kota Pekanbaru 2020 – 2025, diberikan kata pengantar oleh Fedli, Ketua Umum Dewan Kesenian Kota Pekanbaru 2020 – 2025. Fedli menyatakan bahwa (hlm. iii), cerpen-cerpennya yang mengalir baik empat sungai besar di Riau. Sebuah pernyataan yang dihadirkan sebagai bentuk kesukaan kepada dunia literasi.

Untaian kata dan untaian kalimat saling membingkai dalam setiap cerpen yang hadir dalam buku ini. Asas lokalitas yang ada dalam buku ini merupakan suatu bagian yang integral dan menyatu dalam bangsa dan negara Indonesia. Sebuah kekhasan daerah yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Ibu Pertiwi, Indonesia Raya.

Dalam cerpen Api Rimba, Rian Harahap menulis tentang tanah ulayat pada suatu suku yang ada di Provinsi Riau. Industrialisasi yang berkembang dalam beberapa hal mempunyai banyak pengaruh terhadap keadaan lingkungan hidup dan ekologi serta ekosistem lingkungan itu sendiri. Secara satir, Rian Harahap juga menulis secara otentik tentang kebijakan korporasi yang kurang berpihak pada masyarakat dan lingkungan hidup itu sendiri.

Padahal, manusia dan alam saling membutuhkan dan yang paling utama lingkungan hidup dilestarikan sebagai bentuk penghormatan kepada alam yang merupakan ciptaan Tuhan Maha Pemurah untuk kepentingan umat manusia.

Dalam cerpen berjudul ‘Malapetaka Wak Labu’, Rian sebagai penulis mengkritik dan memberikan tamparan telak bagi kita bahwa ranah politik telah masuk dan menyusup ke dalam ruang yang seharusnya steril dari berbagai pengaruh. Ruang tersebut adalah sendi kehidupan beragama. Rian menyajikan analogi Wak Labu sebagai tokoh yang getol untuk meraup kuasa dan melambungkan namanya melalui pembangunan rumah ibadah. Wak Labu sebenarnya bukanlah tokoh fiksi karena sejatinya orang seperti Wak Labu dapat dan bahkan jamak ditemui dalam kehidupan sehari-hari terutama mereka yang ingin melalui politik jalan lintas alias politik yang tidak mengutamakan proses berjuang dari bawah untuk akar rumput.

Wajah cerpen hari ini lebih sering ditemui tentang romansa picisan yang mengedepankan percintaan anak muda serta hal-hal yang remeh. Buku Rian ini berisi cerpen-cerpen yang berisi satir dan sarkas terhadap kehidupan dalam konteks bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga membuat para pembaca turut berpikir untuk kepentingan bersama. Spirit Riau hari ini berbicara mengenai supremasi kultural dan kejayaan sumber daya alam untuk kepentingan masyarakat Riau sebagai yang paling berhak untuk mendapatkan hasil kekayaan dari perut bumi Provinsi Riau.

Cerpen-cerpen ini merupakan bentuk kecintaan penulis kepada Indonesia karena penulis yang berprofesi sebagai guru SMA ini, menghadirkan kekayaan kata dan kekayaan kalimat yang membentuk tulisan-tulisan cerpen yang cerdas. Penulis juga telah menerapkan kesungguhan tulisan dengan kata-kata dan kalimat-kalimat yang mengaduk-aduk perasaan sehingga para pembaca ikut hanyut perasaannya membaca cerpen-cerpen Rian Harahap sebagai bentuk penghayatan kepada kekuatan tulisan.

Jimmy Frismandana Kudo
Alumni Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ)
frismandana@yahoo.co.id


Saturday 3 December 2022

Kurikulum Merdeka

 




Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban Post Test Modul 1 Apa dan Mengapa Profil Pelajar Pancasila 


Kurikulum Merdeka memiliki platpom Merdeka  Mengajar, di sana banyak sekali materi yang bisa dipelajari secara mandiri di Pelatihan Mandiri. 

Pelatihan mandiri berisi modul tentang Kurikulum Merdeka. Untuk meningkatkan kompetensi guru di era 4.0, guru harus cepat tanggap dan terus mengasah kemampuan diri menjadi guru yang menginspirasi. 

Soal 1

Tantangan dan perubahan zamba yang berkembang dengan pesat menuntut perlunya pendidikan yang menanamkan keseimbangan diri agar murid dapat beradaptasi dan memiliki jati diri yang kuat.

Hal ini termasuk dalam urgensi profil pelajar Pancasila yaitu...
a. Sebagai profil lulusan
b. Untuk kesejahteraan jiwa dan raga
c. Sebagai upaya mencapai cita-cita bangsa
d. Sebagai rumusan karakter dan kompetensi abad 21

Jawaban : D

Soal 2

Berikut yang bukan dimensi dari profil pelajar Pancasila adalah...
a. Bernalar kritis
b. Cinta tanah air
c. Bergotong royong
d. Ber kebhinekaan global

Jawaban: B

Soal 3

Dimensi yang membangun kepedulian murid serta kesadaran bekerja sama dengan orang lain adalah...
a. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
b. Ber kebhinekaan global
c. Bergotong royong
d  mandiri

Jawaban: C

Soal 4

Berikut yang bukan merupakan urgensi dari dirumuskannya profil pelajar Pancasila adalah...
a. Untuk kesejahteraan jiwa dan raga
b. Pengganti tujuan pendidikan nasional
c. Sebagai bintang penuntun pembelajaran
d  untuk menyiapkan warga negara sekaligus warga dunia

Jawaban: B

Soal 5

Berikut yang bukan landasan dasar dalam merumuskan profil pelajar Pancasila adalah...
a. Cita-cita pendidikan Ki Hajar Dewantara
b. Cita-cita bangsa dalam pembukaan UUD RI 1945
c  dokumen kurikukum negara maju yang sudah teruji
d. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Jawaban: C

Kurikulum Merdeka Jawaban Modul 3 Dimensi Kebhinekaan Global Profil Pelajar Pancasila

Kurikulum Merdeka memiliki platpom Merdeka  Mengajar, di sana banyak sekali materi yang bisa dipelajari secara mandiri di Pelatihan Mandiri. 





Pelatihan mandiri berisi modul tentang Kurikulum Merdeka. Untuk meningkatkan kompetensi guru di era 4.0, guru harus cepat tanggap dan terus mengasah kemampuan diri menjadi guru yang menginspirasi. 


Modul 3 

Profil Pelajar Pancasila.

Soal 1

Berikut ini merupakan elemen-elemen dari dimensi Berkebhinekaan Global, kecuali
A. Komunikasi dan interaksi antar budaya
B. Menghormati keanekaragaman budaya -
C. Mengenal dan menghargai budaya
D. Berkeadilan sosial

Jawaban: B

Soal 2

Anak-anak sejak kecil perlu diperkenalkan dengan budaya di mana ia hidup agar menghargai dan menghormati budayanya. Berikut ini manakah cara yang paling tepat dilakukan guru untuk mengenalkan dan menghargai budaya kepada anak?
A. Bermain permainan daring modern
B. Menghafalkan nama produk hasil budaya yang ada
C. Membiasakan penggunaan contoh budaya luar saat mengajar
D. Memberikan tugas mewawancarai orang di sekitarnya tentang asal-usul budaya/kebiasaan masyarakat

Jawaban: D

Soal 3

1. Berkomunikasi antarbudaya
2. menghilangkan stereotipe dan prasangka
3. Menimbang dan menumbuhkan berbagai perspektif
4. Menyelaraskan perbedaan budaya

Dari pilihan di atas, manakah yang merupakan sub-elemen dari elemen komunikasi dan interaksi budaya
A. 2 dan 4
B. 2 dan 3
C. 1 dan 3
D. 1 dan 4

Jawaban: A

Soal 4

Satya mempunyai banyak sekali teman dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ia sering melihat kebiasaan temannya yang berbeda dengan dirinya. Tak jarang ia berbeda pendapat dengan temannya hingga membuatnya kesal dan menganggapnya kurang baik.

Sebagai guru, apa yang harus dilakukan agar Satya dapat belajar dari pengalaman kebinekaannya?
A. Menasehati Satya dan temannya karena membuat kegaduhan ketika berpendapat
B. Memisahkan Satya dari teman yang dianggap berbeda dan kurang baik
C. Meminta Satya mengalah dan mengikuti pendapat temannya
D. Mengajak Satya merefleksikan pengalamannya dengan pertanyaan pertanyaan yang tepat

 

Soal 5

Berikut ini manakah yang merupakan contoh perliaku yang mencerminkan elemen berkeadilan sosial
A. Murid diberikan kesempatan mengungkapkan pendapat dan suaranya
B. Murid diberikan aturan yang dibuat oleh guru dan sekolah
C. Murid dilatih berkompetisi dengan murid lain
D. Murid diajar dengan metode dan strategi pembelajaran yang sama di kelas

Jawaban: A