menjamuku
penuh rindu seakan mengungkapkan rasa
tumpah
membasahi jiwa
aku
terguguh di buritan
bibirku
bergetar merangkuh sepi
membilang
namamu “Hang Tuah”
kulalui
jejak laksamana di Gunung Bintan
dalam
bait-bait puisi
selat
malaka membuai mimpi
bayu
dingin menyemai benih-benih rinduku
bergelayut dalam kalbu
hempasannya menerpa wajahku di pagi itu, kala halimun
merayap menyelimuti Bintan
seakan
rasa telah terpatri diantara pasir putih
mengengam
janji sembari menghimpun narasi dalam dentuman ombak
mengungkapkan
kisah Hang Tuah
sejuta
rasa hinggap direlung sanubari seakan berkata
“jangan
biarkan perjuangannya ini berlalu”
kepahlawananmu
dikenang sepanjang zaman
Hang
tuah, engkau tak gentar
kala
penjajah meracaukan namamu “Hang Tuah”
ombak memecah berkejaran menghempas
di
buritan engkau merebahkan nadi
menjunjung marwah
kau
gengam keris terpercik darah
menetesi
seluruh raga
Hang
Tuah
wajahmu
menyiratkan resah dibingkai dalam
beningnya embun
“akankah
negeri ini akan tetap berdaulat”?
Hang
Tuah mengukir kisah meraup kenang dalam
sejarah
Pekanbaru,
25 Oktober 2018
0 comments:
Post a Comment