Welcome di Mentari Sago, kumpulan artikel pendidikan dan sastra baik berupa cerpen, puisi dan lain-lain

Menulislah, dengan itu engkau akan meninggalkan jejak jejak sejarah

Tulisan ketika dibaca dan membawa perubahan padanya, akan bermakna besar akhirnya.

Bermimpilah

Jangan biarkan ucapan orang lain menjatuhkan mimpimu. Bungkam mulut mereka dengan prestasimu.

Pendidikan itu mengubah perilaku

Jangan pernah berhenti belajar, karena hidup tak pernah berhenti mengajarkan.

You don’t have to be great to start. But you have to start to be great.

Kamu tidak harus hebat untuk memulai. Tapi Anda harus mulai menjadi hebat.

Manusia terbaik adalah yang bermanfaat bagi banyak orang

Kebaikan sekecil apapun akan mernakna besar bagi yang merasakannya.

Wednesday 24 January 2018

Hujan Perangkai Asa

Hujan Perangkai Asa
Karya  Mulyati Umar             

Kemarau panjang tak berkesudahan
Menunjukkan wajah cerah yang merekah
Menciptakan hamparan tandus
Meninggalkan debu yang menderu
Menyajikan fotamorgana
Memberikan asa yang hampa

Kering kerontang menyisakan dahaga
Gerah yang mendera
Menyusupkan sesak didada
Mengugurkan keteduhan
Melemahkan ilalang nan gemulai
Melambai meniupkan nada nan sumbang
Menyenandungkan irama nan mulai parau
Sayup dibawa angin kering
Hilang ditelan kesunyian yang membara

Wajah cerah berubah kelam berselimut awan pekat
tak sabar menumpahkan rasa yang lama hilang
Menjanjikan kesejukkan sejuta rasa
Yang akan memberikan asa yang  lama hampa
Mengeliat tubuh yang layu

Titik- titik kesejukkan tumpah membawa senyuman
Menyirami raga nan dahaga
Membangkitkan tubuh lemah
Tetes demi tetes memberi alunan nan indah
Melodi rintik menciptakan irama
Besenandung dalam lubuk sanubari
Syahdu merangkul rasa dengan senyuman
Meraih asa yang lama terkubur
Membuka ruang rindu yang terpendam
Membangkitkan semangat nan mengelora

Memberi rahmat bagi sekalian alam
Engkaulah hujan....



Pekanbaru, 14 Juni 2017

Rohingya Berdarah

Rohingya Berdarah
( Mulyati Umar)

Rohingya bak negeri di rimba belantara
Sang ratu kehilangan rasa
Kehausan kekuasaan abadi
Sang ratu terlena

Sang ratu bak singa terluka
Mengeluarkan taringnya
Haus  darah rohingya
Bocah kecil tak berdosa
Jeritan….
Tangis…
Ratapan…
Lapar…
Dahaga…
Terhenti diujung peluru
Kaki tangan sang ratu

Penguasa makin durjana
Rohingya…
Dibantai…
Dibunuh…
Disiksa…
Sang ratu menjelma jadi kanibal
Tak berprikemanusian demi tahta

Ulah sang ratu…
Nuraniku terusik..
Bathinku menjerit…
Ragaku tercabik…
Melihat saudaraku  Rohingya…

Untaian doa dari seantero jagat
Berkumandang untukmu para syuhada’ Rohingya
Jangan gentar…
Perjuanganmu belum usai
Kami bersamamu
Demi tegaknya keadilan
Untuk masa depan bocah kecil
Meraih mimpi indah  suatu hari nanti
Demi ibu pertiwi…



                                Pekanbaru, 9 september 2017