Welcome di Mentari Sago, kumpulan artikel pendidikan dan sastra baik berupa cerpen, puisi dan lain-lain

Menulislah, dengan itu engkau akan meninggalkan jejak jejak sejarah

Tulisan ketika dibaca dan membawa perubahan padanya, akan bermakna besar akhirnya.

Bermimpilah

Jangan biarkan ucapan orang lain menjatuhkan mimpimu. Bungkam mulut mereka dengan prestasimu.

Pendidikan itu mengubah perilaku

Jangan pernah berhenti belajar, karena hidup tak pernah berhenti mengajarkan.

You don’t have to be great to start. But you have to start to be great.

Kamu tidak harus hebat untuk memulai. Tapi Anda harus mulai menjadi hebat.

Manusia terbaik adalah yang bermanfaat bagi banyak orang

Kebaikan sekecil apapun akan mernakna besar bagi yang merasakannya.

Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

Saturday 27 January 2024

6 Hal yang Mesti Dilakukan Orang tua Ketika Anak Mulai jatuh Cinta

Ayah bunda, tentu mempunyai anak remaja, dimana mereka mulai menyukai lawan jenis.Hal itu akan terjadi, qadarullah, namun   menjadi lebih sulit karena perlu adanya adaptasi antara orang tua dan remaja dalam melihat perubahan anak. Hal itu merupakan hal yang wajar dan penting dalam melihat perkembangan anak.

Nah, apa yang mesti dilakukan orang tua ketika sang anak jatuh cinta, atau dengan kata lain sudah mulai menyukai lawan jenis.

1.      Beri perhatian yang positif

Pastikan anak remaja mendapat perhatian dari orang tua. Ayah dan bunda  perlu membangun hubungan yang baik dan menjadi panutan terutama orang tua sang anak. Luangkan waktu berkualitas bersama anak dan jalin komunikasi dengan baik. Usahakan komunikasi terjalin dua arah dan bukan bersifat mengurui. Anak remaja biasanya tidak sudah diceramahi secara sepihak.

     Ayah bunda dapat mengapresiasi perasaan cinta yang sedang dialami oleh anak remaja. Cinta bukanlah dosa, tetapi anugerah.  Anak sedang mencari identitas diri, ketika mereka tidak mendapatkan perhatian dan dukungan dari ayahbunda, mereka mungkin akan mencari kenyamanan di tempat lain yang bisa membahayakan mereka.

2.      Selidiki, apakah anak jatuh cinta atau hanya terobsesi.

     Ketika anak remaja mulai jatuh cinta, ia memiliki perasaan yang kuat namun masih dapat mengendalikan emosinya. Nah anak remaja yang terobsesi pada lawan jenis bisa memperlihatkan perilaku yang tidak sehat. Obsesi adalah perasaan yang dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti obsesi terhadap seseorang, gagasan, kegiatan, rasa takut, maupun objek. Menurut Paired Life, obsesi dapat memicu rasa sakit dan penderitaan karena seseorang tidak bisa menjalin hubungan dengan orang yang diinginkan. Hal ini bisa membahayakan anak.

3.      Gali bakat anak.

     Anak remaja yang sedang jatuh cinta punya kecendrungan melupakan minat, bakat, atau hasrat untuk melakukan hal-hal yang baru. Arahkan anak terus mengali potensinya, beri dorongan untuk terus fokus pada kegiatan positif.

4.      Dialog dan diskusi untuk membicarakan sosok yang sedang dipuja

     Ayah bunda bisa meminta anak menceritakan sosok yang disukainya dan berusaha untuk berempati dan memahami apa yang sedang dirasakan oleh anak. Anak yang dekat dengan ayah bunda, tidak anak sulit untuk bercerita, akan berbeda dengan anak yang sulit terbuka dan ia bisa merasa malu. Dengarkan anak saat bercerita dan pahami apa yang disampaikannyakarena banyak anak di usia remaja beranggapan orangtua tidak mengerti apa pun tentang cinta. Maka peran ayah bunda sangat dituntut untuk memahami anak. Inilah waktu yang penting untuk mengenalkan hakikat cinta, apakah ini cinta yang serius atau hanya ungkapan perasaan  alami, dimana cinta yang sebenarnya adalah cinta yang ingin dijalani melalui pernikahan.

5.       Berikan peringatan kepada anak untuk tidak stalking media sosial.

  Ayah bunda perlu mengingatkan anak agar tidak stalking orang yang disukainya. Menjauhkan dari media sosial selama waktu tertentu dapat membantu, atau dapat juga dengan unfollow atau berhenti mengikuti orang yang disukai.

 

6.      Memberi pemahaman kepada anak akan pentingan Mencintai diri.

    Ayah bunda, Ajari anak Anda untuk mencintai diri sendiri dan bantu mereka mengatasi perasaan jatuh cinta. Biarkan anak Anda memahami bahwa dirinya lebih penting daripada objek yang dikaguminya. Meskipun dia memiliki begitu besar perasaan terhadap orang yang disukainya, anak harus tahu bahwa mencintai dirinya sendiri lebih penting. ( Mulyati Umar)


Semoga bermafaat.


Tuesday 12 December 2023

Disiplin Positif Sebagai Pewujudan Profil Pelajar Pancasila

Berbagai aspek kehidupan menuntut ketaatan terhadap nilai-nilai yang dijunjung tinggi. Disiplin adalah kunci untuk mencapai rasa ketaatan dan menghormati tanggung jawab pribadi. Keterampilan ini membantu mengendalikan diri, menjaga ketertiban, dan mengikuti aturan. Baik yang ditetapkan oleh organisasi, lembaga, masyarakat, atau pada tingkat pribadi, mematuhi aturan, peraturan, dan norma akan menghasilkan disiplin.Disiplin juga mencakup kemampuan untuk menjaga fokus, konsistensi, dan ketekunan dalam menjalankan tugas atau mencapai tujuan, bahkan ketika menghadapi rintangan atau godaan.



Secara umum, disiplin dapat dibagi menjadi beberapa aspek:

1.      Ketaatan terhadap aturan: Disiplin melibatkan kepatuhan terhadap peraturan yang ada, baik aturan sosial, hukum, norma masyarakat, atau pun aturan yang ditetapkan oleh organisasi.

2.      Kontrol diri: Kemampuan untuk mengatur emosi, kebiasaan, dan tindakan agar sesuai dengan aturan yang ada serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3.      Konsistensi dan ketekunan: Mempertahankan perilaku yang diharapkan secara teratur dan konsisten, serta tetap fokus pada tujuan walaupun dihadapkan pada kesulitan atau godaan.

4.      Kerja keras dan dedikasi: Disiplin juga mencakup upaya untuk bekerja keras, berkomitmen, dan berdedikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan, meskipun itu memerlukan waktu, usaha, dan pengorbanan.

Disiplin memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai kesuksesan baik dalam karier, pendidikan, hubungan pribadi, maupun dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kemampuan untuk mempertahankan disiplin membantu seseorang tetap fokus, berkinerja baik, serta mengatasi rintangan yang mungkin muncul dalam mencapai tujuan mereka.

Disiplin positif adalah pendekatan dalam mendidik anak atau mengelola perilaku yang lebih berfokus pada pengajaran dan penguatan perilaku yang diinginkan daripada hukuman atau pengawasan yang ketat. Berikut adalah beberapa prinsip dan karakteristik dari pendekatan disiplin positif:

1.      Pengajaran daripada hukuman. Disiplin positif berfokus pada pengajaran kepada anak tentang perilaku yang diharapkan dan konsekuensi positif dari perilaku tersebut. Ini lebih menekankan pada pemahaman alasan di balik aturan dan bagaimana perilaku yang baik dapat memberikan hasil yang baik.

2.      Penguatan positif.  Pendekatan ini mendorong penguatan perilaku positif dengan memberikan pujian, penghargaan, atau imbalan untuk perilaku yang diinginkan. Ini dapat membentuk motivasi intrinsik anak untuk melakukan hal yang benar.

3.      Komunikasi yang baik. Disiplin positif melibatkan komunikasi terbuka dan pengertian terhadap anak. Penting untuk mendengarkan mereka, memahami perspektif mereka, dan menjelaskan aturan dan konsekuensinya dengan cara yang jelas.

4.      Konsistensi  Konsistensi dalam menerapkan aturan dan konsekuensi sangat penting. Anak perlu tahu bahwa aturan akan diterapkan secara konsisten di berbagai situasi.

5.      Mengajarkan keterampilan. Disiplin positif melibatkan pengajaran keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi situasi atau emosi yang mungkin memicu perilaku yang tidak diinginkan. Ini bisa meliputi keterampilan penyelesaian masalah, pengelolaan emosi, atau keterampilan sosial.

6.      Menetapkan batasan yang jelas. Meskipun pendekatan ini lebih fokus pada penguatan positif, tetap penting untuk menetapkan batasan yang jelas dan memahami bahwa ada konsekuensi yang diberlakukan jika aturan dilanggar.

Disiplin positif bertujuan untuk mengembangkan hubungan yang baik antara orang tua atau pengasuh dengan anak, memotivasi anak untuk belajar dari kesalahan mereka, dan memperkuat perilaku yang diinginkan dengan memperhatikan dan memberikan penghargaan pada perilaku positif. Ini juga membantu anak memahami hubungan sebab-akibat dari tindakan mereka sendiri.

Disiplin positif memiliki keterkaitan yang erat dengan pendekatan pembelajaran yang berpihak kepada murid atau yang disebut juga sebagai pendekatan pembelajaran berbasis siswa (student-centered learning). Pendekatan ini berfokus pada kebutuhan, minat, dan gaya belajar individual siswa, dengan tujuan untuk mengoptimalkan pembelajaran mereka.

Hubungan antara disiplin positif dan pembelajaran yang berpihak kepada murid bisa dijelaskan sebagai berikut:

1.      Pendorong Keterlibatan Siswa.

Disiplin positif mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Ketika mereka merasa diperlakukan secara adil, dihargai, dan didukung, siswa lebih cenderung terlibat aktif dalam pembelajaran karena merasa nyaman dan aman.

2.      Membangun Hubungan yang Baik.

Pendekatan disiplin positif membantu membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa. Ini penting dalam pendekatan pembelajaran yang berpihak kepada murid karena memungkinkan guru untuk lebih memahami kebutuhan, minat, dan gaya belajar individu siswa.

3.      Menghormati Kekuatan Siswa.

Disiplin positif mendorong pengakuan terhadap kekuatan dan kemampuan unik setiap siswa. Dalam pembelajaran berbasis siswa, menghargai keberagaman dan keunikan setiap siswa menjadi kunci dalam memfasilitasi pengembangan potensi mereka.

4.      Mendorong Tanggung Jawab Pribadi.

Disiplin positif mengajarkan siswa tentang tanggung jawab pribadi terhadap tindakan mereka. Dalam pembelajaran berbasis siswa, ini bisa mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri.

5.      Pembelajaran Diferensiasi.

Pendekatan disiplin positif memungkinkan guru untuk merespons beragam kebutuhan siswa secara lebih fleksibel. Ini mendukung pendekatan pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan individual siswa.

6.      Kreativitas dan Inovasi.

Disiplin positif menciptakan lingkungan di mana siswa merasa nyaman untuk berekspresi, berbagi ide, dan mengambil risiko dalam pembelajaran. Ini mengarah pada pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif.

Ketika guru menerapkan disiplin positif dalam kelas, ini mendukung terciptanya lingkungan yang mendukung bagi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini menciptakan kondisi yang lebih baik bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal.

Disiplin positif dalam konteks pendidikan dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong pewujudan siswa sebagai pelajar Pancasila. Pewujudan siswa sebagai pelajar Pancasila merujuk pada kemampuan mereka untuk memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa cara hubungan antara disiplin positif, pembelajaran yang berpihak kepada murid, dan pewujudan siswa sebagai pelajar Pancasila:

1.      Pendekatan yang Humanis dan Berpihak kepada Murid.

Disiplin positif memandang setiap siswa sebagai individu yang unik dengan kebutuhan dan potensi masing-masing. Pendekatan ini sejalan dengan konsep pembelajaran berpihak kepada murid, yang menghargai keberagaman dan memperhatikan kebutuhan individual siswa, yang merupakan nilai-nilai Pancasila.

2.      Pembelajaran Nilai-nilai Pancasila melalui Praktik Positif.

Disiplin positif dapat digunakan sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila seperti gotong royong, keadilan, dan persatuan melalui praktik-praktik yang mendukung. Misalnya, dengan mendorong kerjasama dalam kelompok, menerima perbedaan dengan sikap terbuka, dan menunjukkan keadilan dalam penilaian.

3.      Membangun Karakter yang Sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila

Disiplin positif membantu membentuk karakter siswa dengan prinsip-prinsip seperti tanggung jawab, disiplin diri, dan penghargaan terhadap orang lain. Hal ini sejalan dengan ajaran Pancasila yang mendorong pembentukan karakter yang baik bagi warga negara Indonesia.

4.      Keterlibatan Aktif Siswa dalam Pembelajaran Nilai-nilai Pancasila

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam proses pembelajaran yang berpihak kepada murid, siswa akan lebih terlibat secara aktif dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.

5.      Menciptakan Lingkungan Belajar yang Menghormati dan Menghargai.

Disiplin positif menciptakan lingkungan yang menghormati keberagaman, saling menghargai, dan bekerja sama, yang merupakan aspek penting dari nilai-nilai Pancasila.

Dengan memadukan disiplin positif, pendekatan pembelajaran berpihak kepada murid, dan pengajaran yang fokus pada nilai-nilai Pancasila, institusi pendidikan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pewujudan siswa sebagai pelajar Pancasila. Ini tidak hanya melibatkan pemahaman teoritis tentang nilai-nilai tersebut tetapi juga praktik dalam kehidupan sehari-hari siswa, menciptakan generasi yang berkomitmen terhadap pembangunan karakter dan moral yang kokoh sesuai dengan semangat Pancasila.  ( Mulyati Umar)

Sunday 12 November 2023

Pengertian Literasi dan Cakupan Literasi Dasar

Literasi adalah kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, memahami, dan menggunakan informasi dalam berbagai konteks. Literasi mencakup kemampuan membaca teks, menulis teks, memahami teks yang dibaca, serta menggunakan informasi dari teks tersebut untuk berpikir kritis, mengambil keputusan, dan berkomunikasi efektif. Literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga melibatkan pemahaman yang mendalam tentang konten yang dibaca dan kemampuan berpikir secara analitis.



Cakupan literasi dasar mencakup beberapa aspek utama, seperti:

1. Membaca 

Kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami kata-kata, frasa, kalimat, dan teks yang dibaca. Membaca adalah keterampilan dasar dalam literasi.

2. Menulis

Kemampuan untuk mengungkapkan pemikiran dan ide melalui tulisan. Ini termasuk pengetahuan tata bahasa, struktur tulisan, dan kemampuan menyusun teks yang jelas dan koheren.

3. Pemahaman

Pemahaman teks yang dibaca adalah inti dari literasi. Ini melibatkan kemampuan untuk mengerti pesan yang disampaikan dalam teks dan mengekstraksi informasi penting.

4. Berpikir kritis

Literasi juga mencakup kemampuan untuk mengevaluasi informasi, menyusun argumen, dan berpikir kritis tentang teks yang dibaca. Ini mencakup kemampuan mengidentifikasi bias, menyusun pemikiran logis, dan menilai keandalan informasi.

5. Komunikasi

Literasi memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain secara efektif melalui tulisan dan pembacaan. Ini melibatkan kemampuan mengungkapkan ide dengan jelas dan meyakinkan.

6. Literasi media

Kemampuan untuk memahami dan mengevaluasi informasi yang ditemukan dalam media, termasuk internet. Ini mencakup pemahaman tentang bagaimana informasi disajikan, bagaimana membedakan informasi yang akurat dari yang tidak akurat, dan kemampuan berpartisipasi dalam budaya media dengan bijak.


Literasi dasar sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena memungkinkan individu untuk terlibat dalam berbagai aktivitas seperti membaca berita, mengakses informasi pendidikan, berkomunikasi secara efektif, dan membuat keputusan yang berinformasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, literasi juga berkembang dan mencakup literasi digital, yang mencakup kemampuan untuk beroperasi dan berinteraksi dengan teknologi digital serta memahami konten online. ( MU)

Peran Guru dalam Pembelajaran Berdiferensiasi di Sekolah Dasar


Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pendekatan yang menekankan pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar beragam siswa. Dalam konteks sekolah sadar, di mana fokus pada perkembangan holistik siswa menjadi prioritas, peran guru menjadi sangat penting dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran berdiferensiasi. 

Artikel ini akan membahas peran kunci guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung diferensiasi di sekolah sadar.

1. Memahami Keanekaragaman Siswa:


   Guru di sekolah sadar harus memahami keberagaman siswa mereka, termasuk gaya belajar, tingkat kemampuan, dan kebutuhan khusus. Dengan pemahaman ini, guru dapat merancang pembelajaran yang memenuhi kebutuhan individual siswa.


2. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran yang Diferensiasi

   Guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran yang dapat diakses oleh semua siswa, sambil mempertimbangkan perbedaan dalam gaya belajar dan tingkat pemahaman. Hal ini bertujuan untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang bermakna bagi setiap siswa.


3. Merancang Materi Pembelajaran yang Fleksibel

   Guru di sekolah sadar harus memiliki kemampuan merancang materi pembelajaran yang fleksibel dan dapat disesuaikan. Ini mencakup pemilihan sumber daya yang beragam dan metode pengajaran yang dapat diadaptasi sesuai kebutuhan siswa.

4. Melibatkan Siswa dalam Proses Pembelajaran

   Guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran dengan mendorong partisipasi aktif siswa. Melalui pertanyaan terbuka, diskusi kelompok, dan proyek kolaboratif, guru membantu siswa mengambil peran aktif dalam pembelajaran mereka.

5. Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif

   Guru perlu memberikan umpan balik yang konstruktif yang bersifat diferensiasi. Ini melibatkan penilaian formatif yang membantu guru memahami perkembangan setiap siswa dan merespon dengan strategi yang sesuai.


6. Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran

   Guru di sekolah sadar perlu memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran berdiferensiasi. Penggunaan aplikasi, platform pembelajaran online, dan alat digital dapat membantu guru menyediakan sumber daya yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.


7. Mengelola Kelas dengan Fleksibilitas

   Guru perlu memiliki keterampilan manajemen kelas yang memungkinkan fleksibilitas dalam pengelolaan pembelajaran. Ini mencakup kemampuan untuk mengubah strategi mengajar secara dinamis sesuai dengan kebutuhan siswa.


8. Kolaborasi dengan Rekan Sejawat

   Kolaborasi antar guru di sekolah sadar merupakan faktor kunci dalam mendukung pembelajaran berdiferensiasi. Guru dapat bertukar pengalaman, strategi, dan sumber daya untuk memperkaya praktek pembelajaran mereka.


9. Melibatkan Orang Tua sebagai Mitra

   Guru perlu menjadikan orang tua sebagai mitra dalam pembelajaran siswa. Berkomunikasi secara terbuka tentang strategi pembelajaran berdiferensiasi yang diterapkan dan memberikan dukungan untuk melibatkan orang tua dalam mendukung pembelajaran di rumah.


10. Evaluasi dan Peningkatan Berkelanjutan

    Guru di sekolah sadar perlu secara teratur mengevaluasi efektivitas metode pembelajaran berdiferensiasi mereka dan terlibat dalam kegiatan pengembangan profesional untuk terus meningkatkan keterampilan mereka.


Kesimpulan:

Peran guru dalam pembelajaran berdiferensiasi di sekolah sadar sangat penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran inklusif dan memastikan kemajuan setiap siswa. Dengan memahami perbedaan individual siswa, merancang pembelajaran yang fleksibel, dan melibatkan semua pemangku kepentingan, guru dapat menjadi agen perubahan positif dalam mencapai tujuan pendidikan holistik di sekolah sadar. ( MU)


Thursday 6 April 2023

Menyoal İntegritas Karyawan, Bukan Uang Sebagai Orientasi

 

Seorang dikatakan Professional jika dia bisa membawakan dirinya untuk tampil menarik dihadapan pimpinannya dengan keahlian yang dimilikinya dan bisa memberikan kepercayaan atas rahasia dan hal penting.



Memiliki integritas yang tinggi menjadi hal yang penting bagi seorang pegawai, karena diharapkan dapat mempunyai prinsip yang kuat untuk dapat bertahan dalam situasi yang tidak menentu dalam perusahaan atau instansi juga harus bisa konsisten atas tindakan yang harus dilakukan dengan nilai dan prinsip yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Selanjutnya loyalitas dari pegawai atau pegawai menjadi aspek yang penting dalam penilaian pimpinan.

Integritas

Integritas merupakan sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.

Kejujuran, kesesuaian dengan aturan atau anti korupsi merupakan sebuah keharusan yang tidak bisa kita abaikan.

Seperti firman Allah dalam Al-Qur`an surah Asy-Syams ayat 8,

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَىٰهَا

“Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya”.

Berintegritas itu berpihak pada kebenaran, jujur, dan mutlak dimiliki setiap orang apalagi mereka yang memegang amanah atau dipercaya sebagai pemimpin.

Kewajiban kita  berjuang mempertahankan integritas atau moralitas sepanjang hayat, jika lengah sedikit saja akan terjerumus dalam kesalahan yang berkepanjangan dan baru sadar ketika telah terperosok dalam penderitaan dan penyesalan.

 

Integritas pada intinya sikap jujur, konsisten, komitmen, berani dan dapat dipercaya. Sedangkan loyalitas adalah kesetiaan pada prinsip yang dianut.

 

Loyalitas

Sebuah kata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), loyalitas itu kepatuhan atau kesetiaan.

Loyalitas itu memiliki dua dimensi. Ke dalam ia memiliki keyakinan penuh akan kesucian dan kebenaran misi atau tujuan organisasi, negara atau pun ajaran agamanya dan bersungguh-sungguh melaksanakan tugas dan fungsinya.

Khalifah Abu Bakar  berkata, saat dinobatkan menjadi khalifah setelah Rasulullah telah dipanggil menghadap ilahi,

“Saudara-saudara, aku telah diangkat menjadi pemimpin bukanlah karena aku yang terbaik diantara kalian semuanya, untuk itu jika aku berbuat baik bantulah aku, dan jika aku berbuat salah luruskanlah aku!”

 

Mengapa hal yang tidak baik itu bisa terjadi? Itu terjadi karena adanya prinsip-prinsip hidup yang dianut, seperti prinsip bekerja semata-mata hanya untuk mencari uang dan hasilnya ingin dinilai baik oleh atasan.

 

Apa hasil yang didapatkan?

Hasilnya adalah uang menjadi orientasi utama dan akan bekerja baik apabila hanya dilihat oleh orang lain. Akibatnya, kita akan sulit mendapatkan kepercayaan. Lakukanlah hal-hal baik, dimanapun, kapanpun dan kepada siapapun.

 

Integritas tidak memerlukan tepuk tangan orang lain dan sorak sorai pujian. Integritas hanya membutuhkan tepukan halus di bahu dari seorang malaikat. Integritas hanya bersahabat dengan suara hati, suara Tuhan.


Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Qaff (50):18

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Setiap kata yang ia ucapkan, tentulah di sampingnya ada penjaga siap (mencatat)” – QS. Qaaf 50:18

 

Kepercayaan

Karena kamu mempercayai seseorang, jangan ragu untuk menunjukkan kesetiaanmu. Kepercayaan juga bisa menjadi faktor loyalitas, yang bisa datang dari reputasi yang baik.


Pegawai yang benar-benar loyal tidak hanya sekedar berkomitmen untuk membawa perusahaan ke level sukses. Kesetiaan mereka dapat dilihat dari sudut pandang lain.

 

Ciri-ciri pegawai yang memiliki  loyalitas tinggi:

 

1.      Berani Mengutarakan Ketidaksetujuan

Setiap perusahaan dan ingin maju pasti menciptakan suasana debat dalam internal-nya. Debat bertujuan pegawai dapat mengutarakan pendapat masing-masing. Pemimpin yang hebat pasti ingin pegawainya aktif bertanya, berpendapat, dan berhati-hati dalam bekerja, memberi ruang  pegawai untuk mengutarakan ketidaksetujuan mereka terhadap hal apapun di lingkup kerja.

 

2.      Bekerja dengan Integritas

Banyak yang menyebutkan bahwa kesetiaan seorang pegawai dilihat dari seberapa besar ketaatan mereka di perusahaan. Pegawai yang taat dengan peraturan dan punya rasa loyalitas yang besar pula. Sesungguhnya pegawai loyal dilihat dari seberapa besar dia menunjukkan integritas mereka saat bekerja.

"Integritas yang sesungguhnya adalah melakukan hal yang benar, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak mengetahuinya apakah kau melakukannya atau tidak." - Oprah Winfrey.

 

3.      Memuji Rekan Kerjanya

Pegawai loyal peduli dengan perusahaan tempat dia bekerja, customer, visi misi perusahaan. Mereka merasa dirinya bekerja untuk sesuatu yang lebih baik daripada diri mereka sendiri. Sehingga, mereka selalu memberikan apresiasi ketika rekan kerja lainnya melakukan hal yang jauh lebih baik. Itu berarti perusahaan telah menggenapi misinya kepada pegawai.

 

Pegawai loyal memberikan pujian dan menghargai rekan kerja lain, terutama ketika itu tidak terkait dengan pekerjaannya, tidak hanya menunjukkan kemampuan interpersonal-nya saja.

 

4.      Mendukung Secara Positif Keputusan Pemimpin

Dukungan pegawai loyal berupa dukungan & kontribusi positif, bukan hanya asal "Asal Bos Senang" saja. Saat pemimpin mereka melakukan hal yang salah, pegawai loyal tetap akan memberitahu dengan jujur kesalahan pemimpin mereka.

 

Pegawai yang loyal akan menjalin hubungan yang baik terhadap pegawai lain termasuk dengan atasan. Mereka memberikan masukan dengan bukti bahwa apa yang dilakukan pemimpin salah. Pegawai loyal akan memperlakukan pemimpinnya bukan sebagai musuh, tapi sebagai rekan kerja / tim.

 

5.      Menyukai apa yang dikerjakan

Pegawai loyal menyukai pekerjaannya dan tidak melihat pekerjaan tersebut sebagai suatu hal yang rutinitas. Tapi, sesuatu yang mereka suka untuk dikerjakan, dan yang sangat dipercaya oleh mereka.


dikutip dari berbagi sumber 


Monday 24 October 2022

ANBK di Pos Ronda karena kesulitan mendapatkan sinyal

Pelaksanaan Asesmen nasional Berbasis Komputer (ANBK) dilaksanakan secara nasional mulai tanggal 24 Oktober - 27 Oktober 2022 di seluruh wilayah Indonesia.



Ada hal yang menarik yang terjadi dalam pelaksanaan AN tahun ini, sebuah sekolah dasar di daerah Brerbes Jawa Tengah tepatnya SD Negeri  Kutamendala 05 Kec Tonjong Kab Brebes dilaksanakan di Pos Ronda. 

Hal itu dilakukan karena sulitnya mendapatkan sinyal yang baik, akhrinya mereka mencari tempat yang ada sinyal. 

wilayah sekolah yang terletak di daerah  pegunungan dan perbukitan, menyebabkan sulit sinyal kalalu AN diadakan di sekolah. 



perjuangan Guru dan siswa patut diapresiasi dengan mengunakan becak bapak guru membawa siswa ke pos ronda untuk melaksanakan AN. 

Saturday 9 July 2022

7 Penyebab Perceraian dalam Rumah Tangga

 Dalam Islam prinsip perkawinan bertujuan untuk mewujudkan keluarga harmonis. Harmonis disini berarti membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, sesuai dengan bunyi ayat Al-Quran dalam surah Ar-Rum ayat 21, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk menikah.



Menikah adalah ibadah dan memiliki manfaat atau hikmah. Hikmah dari menikah adalah Penyempurna Agama. Menikah merupakan salah satu cara untuk menyempurnakan agama. Dengan menikah, maka separuh agama telah terpenuhi. Jadi salah satu keutamaan menikah ialah penyempurnakan agama yang belum terpenuhi agar semakin kuat seorang muslim dalam beribadah.

Perselingkuhan akhir-akhir ini menjadi bahan perbincangan yang menarik dan santer, sebab perselingkuhan itu sendiri tidak hanya didominasi oleh para pria, tetapi juga wanita di segala lapisan dan golongan, bahkan tidak memandang usia. Idealnya, kehidupan suami istri dalam rumah tangga mampu mewujudkan keluarga yang harmonis dan bahagia. Namun dalam kenyataannya banyak pasangan suami istri mengalami konflik rumah tangga sehingga tujuan perkawinan sulit untuk diwujudkan.

Perselingkuhan adalah hubungan antara individu baik laki-laki maupun perempuan yang sudah menikah ataupun yang belum menikah dengan orang lain yang bukan pasangannya. Walaupun demikian, pengertian "berselingkuh" dapat berbeda tergantung negara, agama, dan budaya. Pada zaman sekarang, istilah perselingkuhan digunakan juga untuk menyatakan hubungan yang tidak setia dalam rumah tangga.

Perselingkuhan dilakukan di berbagai aspek kehidupan keluarga, seperti keuangan, kebijakan keputusan, seksual, persahabatan, hubungan dengan orang tua, pekerjaan, dan sebagainya. Perselingkuhan biasanya ditandai dengan perubahan sikap. Perubahan sikap paling nyata dan sering terjadi dalam kasus perselingkuhan adalah kecenderungan untuk merahasiakan sesuatu, bertindak defensif (bersikap bertahan), dan berbohong.

Data kasus perselingkuhan terjadi kecenderungan meningkatnya jumlah kasus perselingkuhan. Disinyalir perselingkuhan sudah mengalami metamorphosis (perubahan bentuk) dari yang tidak lazim menjadi hal biasa, sehingga secara kualitatif dan kuantitatif eskalasinya (kenaikan) terus meningkat.

Perselingkuhan dapat mengurangi makna kebahagiaan perkawinan, namun masih saja terjadi sesuai dengan dinamika masyarakat dan perkembangan zaman. Interaksi yang tidak islami terutama di dunia kerja menjadi salah satu penyebab perselingkuhan selain faktor minimnya IMAN dan lupa akan hakikat dari perkawinan itu sendiri. 

Masalah-masalah perselingkuhan yang terjadi dalam keluarga datang  dari berbagai macam faktor, dapat dilihat dari:

 

1.  Perbedaan Kultur

Perbedaan kultur yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah perbedaan latar belakang pendidikan, perkembangan kepribadian, subkultur, serta pola hidup. Perselingkuhan yang terjadi  apabila dilihat dari perbedaan kultural seperti suami dididik dari lingkungan kota sementara istri dididik dari lingkungan dan keluarga kampung atau istri berpendidikan atau suami mau mulai dengan kekurangan istri.

 

2. Kekecewaan 

Faktor kekecewaan yang terjadi antara suami dan istri  seperti sifat yang berbeda dan cara berkomunikasi yang kurang cocok. Kekecewaan dalam pasangan yang sering terjadi adalah; pasangangan memiliki sifat yang berbeda seperti suami tidak makan di luar sementara istri suka makan di rumah atau istri suka hidup mewah sementara istri tidak suka hidup bermewahan.

Hal itu akan menyebabkan terjadinya pertengkaran yang akan berakibat suami atau istri melampiaskan kekecewaan tersebut dengan cara berselingkuh dengan pasangan lain, ada yang selingkuh dengan suami atau istri orang lain, bahkan ada juga yang berselingkuh dengan laki-laki jejaka atau perempuan gadis.

 

3. Ketidakpuasan dalam kehidupan seksual

Sering masyarakat beranggapan bahwa kebutuhan seksual adalah masalah tabu, apabila ada yang bercerita tentang kebutuhan seksual sering beranggapan bahwa masalah seksual adalah jorok, ternyata ketidakpuasan dalam kehidupan seksual pada rumah tangga menjadi faktor terjadinya perselingkuhan.

  

4. Kebutuhan Finansial yang tidak cukup 

Kebutuhan finansial menjadi salah satu faktor perselingkuhan, perselingkuhan yang ia lakukan karena suaminya tidak mampu memenuhi kebutuhan primer dan sekunder dalam rumah tangga. Yang sering melakukan perselingkuhan disebabkan ketidakcukupan kebutuhan finansial adalah istri.

 

5. Pengaruh Teman Dekat 

Perselingkuhan adalah disebabkan pengaruh dari teman dekat. Perselingkuhan yang terjadi karena pengaruh teman akrab yang suka selingkuh.

 

6. Kedekatan dengan Teman Lain 

Kedekatan dengan teman lain jenis ini terlihat dari kedekatan suami atau istri di sekolah, kantor, perusahaan dan lain-lainnya. Kedekatan dengan teman lain jenis ini biasanya terjadi di tempat kerja yang berawal dari saling mencurahkan kesusahan dan kekecewaan dalam rumah tangga. Dari curhat, terjalin kedekatan emosional yang berlanjut dengan saling telpon, chating di Whatsap, pertemuan, kontak fisik dan hubungan intim. Sehingga terjadi perselingkuhan berkepanjangan.

 

7. Godaan Erotis-Seksual 

Perselingkuhan disebabkan mendapat godaan erotis-seksual dari HP, teman, rekan kerja dengan motif tertentu. Ternyata perselingkuhan mereka diawali dengan perselingkuhan tanpa hubungan seks, hanya sebatas chating dan kirim foto dan video yang erotis seksual melalui HP, lama kelamaan timbullah hasrat untuk melakukan hubungan intim, sehingga terjadilah perselingkuhan. Ada juga di antara mereka melakukan perselingkuhan itu berkepanjangan dan ada juga hanya dilakukan satu atau dua kali saja.

 

CIRI PRIA YANG SELINGKUH

 Ciri-ciri pria yang suka bersengkuh diantaranya:

1. Suka narsis/ percaya diri yang berlebihan

 

Percaya diri memang perlu namun terlalu, hal itu bisa membuat seseorang menjadi narsis. Pria yang narsis biasanya merasa bahwa dirinya sangat dibutuhkan dan diinginkan oleh orang lain sehingga bersikap semena-mena. Pria seperti ini biasanya selalu ingin dituruti keingianannya.

2. Egois/ mau menang sendiri

Dalam sebuah  hubungan, harus ada hubungan  timbal balik.Pria yang egois selalu ingin menang sendiri dan semua keinginannya dituruti. Dia ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang besar dari pasangan tetapi sebaliknya mereka tak mau memberikan hal yang sama. Pria seperti ini biasanya mudah untuk berpaling jika tak mendapatkan hal yang diinginkan.

3. Cenderung posesif

Pria yang sangat posesif pada pasangan biasanya  mudah berselingkuh. Pria posesif akan mengatur hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan pasangannya, mudah emosi. Karena orang yang berselingkuh pada dasarnya takut hal yang sama terjadi padanya.


Keutamaan menikah dalam Islam yang pertama yaitu Nabi Muhammaf SAW bersabda:

"Apabila seorang hamba menikah maka telah sempurna separuh agamanya, maka takutlah kepada Allah SWT untuk separuh sisanya" (HR. Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman).

Menikah beribadah lebih banyak kepadaNya. Karena orang tersebut menjaga kesucian dan menjauhi dosa. Jadi dengan menikah kita kana terhindar dari perbuatan dosa terutama zina.


nah, teman teman, agar tidak terjadi perselingkuhan ingatlah tujuan awal dari pernikahan, yaitu IBADAH