Welcome di Mentari Sago, kumpulan artikel pendidikan dan sastra baik berupa cerpen, puisi dan lain-lain

Menulislah, dengan itu engkau akan meninggalkan jejak jejak sejarah

Tulisan ketika dibaca dan membawa perubahan padanya, akan bermakna besar akhirnya.

Bermimpilah

Jangan biarkan ucapan orang lain menjatuhkan mimpimu. Bungkam mulut mereka dengan prestasimu.

Pendidikan itu mengubah perilaku

Jangan pernah berhenti belajar, karena hidup tak pernah berhenti mengajarkan.

You don’t have to be great to start. But you have to start to be great.

Kamu tidak harus hebat untuk memulai. Tapi Anda harus mulai menjadi hebat.

Manusia terbaik adalah yang bermanfaat bagi banyak orang

Kebaikan sekecil apapun akan mernakna besar bagi yang merasakannya.

Showing posts with label PENDIDIKAN. Show all posts
Showing posts with label PENDIDIKAN. Show all posts

Sunday 27 December 2020

3 Bagian Asesmen Nasional 2021

 Asesmen Nasional 2021 merupakan pemetaan mutu pendidikan pada seluruh sekolah madrasah dan program kesetaraan jenjang dasar dan menengah. Asesmen akan dilaksanakan pada seluruh sekolah, madrasah, dan program keseteraan jenjang sekolah dasar dan menengah.

Asesmen Nasional terdiri dari tiga bagian, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

 


·           ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM)

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) AKM dirancang untuk mengukur capaian peserta didik atau siswa dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi.

 

Aspek Kompetensi Minimum menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karier yang ingin mereka tekuni di masa depan.

 

Literasi dan numerasi merupakan kemampuan atau kompetensi yang mendasar dan dibutuhkan oleh semua murid, terlepas dari apa profesi dan cita-citanya di masa depan. Selain itu, kedua kompetensi ini perlu dikembangkan secara lintas mata pelajaran tidak hanya melalui pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika.

 

Hal ini pun bertujuan untuk mendorong guru semua mata pelajaran untuk lebih fokus pada pengembangan kompetensi membaca dan berpikir logis-sistematis. Fokus pada kemampuan literasi dan numerasi tidak kemudian mengecilkan arti penting mata pelajaran lainnya. Karena terkoneksi secara tematik dalam mata pelajaran lain.

Hal itu lebih membantu murid mempelajari bidang ilmu lain terutama untuk berpikir dan mencerna informasi yang didapatkan dari literasi dan numerasi.

 

·         SURVEI KARAKTER

Survei Karakter Survei karakter yang dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.

Survei Karakter mengukur hasil belajar emosional yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dimana pelajar Indonesia memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila diantaranya Beriman, bertakwa, berakhlak mulia; Berkebhinekaan Global; Bergotong royong; Bernalar kritis; Mandiri; Kreatif.

Nilai nilai  Pancasila ini lebih dulu kita mempelajarinya melalui penjabaran butir-butir Pancasila yang dikenal dengan Eka Prasetya Panca Karsa yang terdiri daeri 36 butir.

·         SURVEI LINGKUNGAN BELAJAR

Survei lingkungan belajar untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.  Asesmen Nasional pada 2021 dilakukan sebagai pemetaan dasar dari kualitas pendidikan yang nyata di lapangan, sehingga tidak ada konsekuensi bagi sekolah dan murid. Hasil Asesmen Nasional tidak ada konsekuensinya buat sekolah, hanya pemetaan agar tahu kondisi sebenarnya yang ada di lapangan. 


TUJUAN UTAMA ASESMEN NASIONAL 

Peningkatan sistem evaluasi pendidikan adalah bagian dari kebijakan Merdeka Belajar yang tujuan utamanya adalah mendorong perbaikan mutu pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Asesmen Nasional tidak hanya dirancang sebagai pengganti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional, tetapi juga sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan. Perubahan mendasar pada Asesmen Nasional adalah tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil.

Hasil Asesmen Nasional ini kemudian menjadi cermin atau dasar untuk kita bersama-sama melakukan refleksi mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia.

Melalui asesmen yang lebih berfokus, diharapkan perbaikan kualitas, layanan pendidikan bisa semakin efektif. Untuk itu, Pemerintah mengajak semua para pemangku kepentingan untuk bersiap dalam mendukung pelaksanaan Asesmen Nasional mulai tahun 2021 sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.

SASARAN ASESMEN NASIONAL

Sasaran dari Asesmen Nasional  adalah peserta didik pada kelas 5 dan kelas 8.

Sebuah Film Inspiratif “Taare Zameen Par” di Pandang dari Sisi Psikologi Pendidikan

 

Film inspiratif  dengan judul “Taare Zameen Par” yang disutradarai oleh Amir Khan merupakan film yang sangat inspiratif. Cerita dalam film ini benar-benar sangat menyentuh, dan secara eksplisit menggambarkan tentang realita pendidikan yang terjadi pada anak, baik dalam sektor keluarga (orang tua) maupun sekolah (guru).




Setiap anak lahir dengan membawa berbagai keunikan tersendiri, mereka memiliki impian dan ketertarikan yang berbeda, dan tentu tidak sama dengan orang lain termasuk orang tua yang telah melahirkan dan membesarkannya. Entah karena lupa, tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup, atau bahkan karena sikap egois yang ada pada orang tua, sehingga mereka sering tidak mau tahu dengan apa yang dirasakan dan dihadapi oleh anak-anaknya. Oleh karenanya, masih banyak orang tua yang meminta dan menuntut anak-anak mereka bisa mencapai dan menjadi apa yang dapat diraih oleh orang lain secara umum.

Pemahaman Terhadap Pendidikan, Berdasarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal dalam membantu proses transformasi sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan. Agar kualitas yang diharapkan dapat tercapai, diperlukan penentuan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan inilah yang akan menentukan keberhasilan dalam proses pembentukan pribadi manusia yang berkualitas, dengan tanpa mengesampingkan peranan unsur-unsur lain dalam pendidikan.

Dalam proses penentuan tujuan pendidikan dibutuhkan suatu perhitungan yang matang, cermat, dan teliti agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Oleh karena itu perlu dirumuskan suatu tujuan pendidikan yang menjadikan moral sebagai basis rohaniah yang amat vital dalam setiap peradaban bangsa. Berdasarkan paparan di atas, jelas sekali terlihat bahwa penting sekali untuk memperhatikan dasar dan tujuan dari pendidikan sebab dari sinilah mau ke mana si anak didik akan di bawa dan di arahkan.

Bahkan biasanya dasar dan tujuan inilah juga merupakan karakteristik pendidikan suatu bangsa, yang membedakannya dengan bangsa-bangsa yang lainPraktik pendidikan yang terjadi di sekolah formal pun tak jauh berbeda dengan yang terjadi dalam keluarga. Dalam melaksanakan tugas sebagai guru, banyak dari mereka yang kurang bisa mendengarkan pendapat yang datang dari para siswa. Gambaran ini seolah ingin menegaskan bahwa guru adalah pihak yang paling tahu dalam proses pembelajaran.

Zaman telah berubah, sumber informasi ada di mana-mana dan dapat dijangkau dengan mudah oleh anak-anak. Oleh sebab itu, anggapan yang demikian sangatlah tidak tepat. Proses belajar bisa terjadi dengan pola interaksi yang terjadi secara timbal balik dari guru-siswa, maupun siswa-guru. Pertukaran informasi itulah, yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan dan wawasan siswa. Kemampuan mengelola proses pembelajaran juga harus disertai dengan kemampuan guru dalam memahami karakteristik setiap siswa.

 Pemahaman terhadap karakter setiap siswa dapat membantu guru dalam menentukan metode dan strategi belajar yang tepat. Setiap anak itu unik, mereka memiliki cognitive style yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, tidak sepatutnya jika guru menerapkan metode yang selalu sama dalam proses pembelajaran. Jika keadaan ini terus dilakukan, maka penyampaian informasi dalam dunia pendidikan tidak akan merata, sebagian pihak diuntungkan dengan metode itu, sehingga mereka dapat mengikuti proses pembelajaran dengan lancar. Sedangkan siswa yang lain akan nampak sebagai siswa yang tidak mampu, terbelakang, malas dan berbagai labeling negatif lainnya, yang belum tentu tepat dengan keadaan mereka.

SINOPSIS “TAARE ZAMEEN PAR”

Film ini bercerita tentang anak berkebutuhan khusus bernama Ishaan Awasthi. Ishaan adalah seorang anak berusia 8 tahun dan tidak menyukai sekolah. Hal ini dikarenakan nilai-nilai Ishaan selalu buruk dan selalu gagal dalam setiap ujian. sehingga Ishaan sering sekali mendapat hukuman dari guru-gurunya disekolah dan menjadi korban bullying teman-teman sekolahnya. Baik di sekolah maupun dirumah Ishaan selalu mendapatkan labeling negatif oleh guru dan lingkungannya seperti, nakal, bodoh, idiot, tidak tahu malu dsb.

Ishaan merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara. Kakak Ishaan yang bernama Yohaan adalah seorang pelajar yang sukses, baik dalam soal pelajaran maupun dalam bidang olah raga. Ibunya seorang ibu rumah tangga yang setiap saat merasa kesulitan dan frustasi karena ketidakmampuannya dalam membantu Ishan. Sedangkan ayahnya adalah seorang eksekutif sibuk yang sukses dan mengharapkan yang terbaik dari anak-anaknya.

Serupa dengan keadaan itu, Ibunya pun sering sekali merasa kebingungan dalam mengajari Ishan ketika di rumah. Ishan selalu melakukan kesalahan yang serupa baik dalam menulis maupun berhitung. Ibunya sering merasa sedih dengan keadaan ini, karena anak-anak seusianya dapat melakukan hal-hal itu dengan sangat mudah, sedangkan Ishan sangat sulit untuk melakukannya.

Di samping itu, Ishaan sering sekali menunjukkan perilaku bermasalah; terlibat perkelahian, berpura-pura sakit, bolos sekolah serta tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Setiap perilaku negatif yang dilakukan oleh Ishaan dan itu diketahui oleh Ayahnya, maka Ishan dipastikan memperoleh “punishment” dari sang Ayah. Jika ini sudah terjadi baik Ibu maupun Yohaan kakaknya tidak dapat melakukan apa-apa untuk membantu anak dan adik yang disayanginya.

Di sisi lain, Ishaan mempunyai kelebihan yaitu seni. Daya imajinasi Ishaan sangat bagus sehingga bisa menghasilkan lukisan yang luar biasa. Kelebihan ini yang tidak tampak oleh orang lain. Keluarganya mengetahui bakat Ishaan ini tapi tidak menganggapnya sebagai suatu kelebihan. Sehingga cara pandang Ishaan dianggap sebagai suatu hal yang aneh dan tidak biasa.

Berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi Ishaan itulah ayahnya bermaksud mengirimnya ke sekolah berasrama. Ishaan yang tidak menyukai sekolah berusaha membujuk kedua orang tuanya untuk tidak mengirimnya ke sekolah tersebut. Tapi ayahnya bersikeras tetap mengirimnya dengan alasan untuk kebaikan Ishaan sendiri. Ishaan menganggap bahwa sekolah di asrama merupakan hukuman orang tua terhadap anak-anak yang nakal dan tidak mau menurut. Anggapan ini diperjelas dengan gaya dan sikap mengajar guru disekolah tersebut yang cenderung keras dengan alasan untuk menegakkan kedisiplinan.

Suasana kelas dan asrama yang tidak menyenangkan membuat Ishaan semakin frustasi, semua guru menyebutnya bodoh dan Ishaan menerima berbagai hukuman karena tidak mampu mengikuti pelajaran dengan baik. Keadaan ini semakin membuat Ishaan tertekan dan akhirnya menjadi pendiam dan penyendiri. Ishaan menjadi ketakutan untuk bertemu dengan guru, tidak bersemangat untuk melakukan apapun termasuk menggambar yang tadinya merupakan aktivitas yang paling dia senangi. Keadaan ini terus berlangsung hingga akhirnya datanglah guru seni pengganti yang bernama Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan).


Guru baru ini mempunyai metode mengajar yang sangat berbeda dengan guru-guru yang ada disekolah tersebut. Hal ini membuat Nikumbh sangat disukai oleh para siswa, tapi tidak oleh Ishaan. Keanehan ini membuat Nikumbh berusaha mencari tahu apa yang terjadi dengan Ishaan. Sampai pada suatu waktu ketika Nikumbh sedang berkumpul di ruang guru dan para guru membicarakan tentang Ishaan bahwa Ishaan adalah anak bodoh yang tidak bisa menulis dan membaca. Terdorong oleh rasa ingin tahu Nikumbh lalu melihat semua buku tulis Ishaan dan akhirnya ia menyadari bahwa Ishaan ternyata mengalami Dyslexia.

Oleh sebab itu, Dia membuat orang tua dan guru lainnya menyadari bahwa Ishaan bukan anak yang abnormal, tetapi anak yang sangat khusus dengan bakat sendiri. Dengan waktu, kesabaran dan perawatan, Nikumbh berhasil dalam mendorong tingkat kepercayaan Ishaan. Dia membantu Ishaan dalam mengatasi masalah pelajarannya dan kembali menemukan kepercayaan yang hilang, serta mau kembali aktif dalam menuangkan imajinasinya dalam lukisan-lukisan yang selama ini menjadi dunianya. Hingga akhirnya Ishaan dapat membaca, menulis dan berhitung, bahkan Ishaan akhirnya memenangkan lomba melukis yang diadakan di sekolahnya dan mendapatkan standing applause atas bakatnya. Lukisan Ishaan ini akhirnya dicetak dalam buku tahunan sekolah dan dibagikan oleh seluruh siswa dan orang murid yang hadir.


Ini film yang cocok untuk keluarga dan pantas ditonton bersama. Memberikan pendidikan yang baik, bagaimana mendidik anak, bagaimana mengarahkan anak dan memahami apa masalah yang anak alami. Kemudian memberi pelajaran bagi anak, agar tidak putus asa. Film ini dipastikan membuat air mata mengalir, sangat menyentuh. Apa yang ditampilkan sederhana, namun contoh-contoh yang ditampilkan begitu mengena karena pada kenyataannya itulah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Film ini juga cocok untuk calon guru atau pendidik. Kenapa harus menonton? Agar jadi guru yang mengajar dengan hati. Contohlah guru dalam film ini, maka  sudah pasti jadi guru yang disenangi anak-anak didiknya.

Oleh karena itu, penulisan ini dilatarbelakangi pentingnya sebagai orang tua dan guru untuk memahami konsep “every child is special” secara mendalam, sehingga ketika berhadapan dengan seorang anak, tidak akan mengalihkan “beban” ambisi tak tercapai kepada sang anak, serta tidak pula memaksakan tuntutan dunia untuk serba sempurna. Mulyati Umar

Tuesday 24 November 2020

Semarak Hari Guru yang ke -75 SD Negeri 15 Pekanbaru

Hari Guru yang jatuh pada tanggal 25 November diperingati oleh semua pendidik di seluruh Indonesia. Termasuk di SD Negeri 15 Pekanbaru, walau kondisi tidak memungkinkan untuk melaksanakan upacara bendera, namun peringatan tetap dilakukan.  



Semarak Hari Guru yang ke -75 SD Negeri 15 Pekanbaru dilaksanakan di sekolah oleh kepala sekolah bersama  majelis  guru dan tenaga kerpendidikan. 




Ada beberapa  kegiatan Hari Guru dilakukan di sekolah.  Tak hanya guru, tapi juga peserta didik. Lomba untuk peserta  didik dilakukan daring dengan membuat video ucapan selamat Hari Guru dalam bentuk ucapan, puisi dll yang dikemas  dalam video yang dibuat  oleh peserta  didik sendiri.   




Lomba Rangking 1


Sedangkan kegiatan di sekolah diadakan lomba rangking 1 yang diikuti  semua guru. Acara berjalan sangat meriah walau ditengah covid 19. Protokol kesehatan tetap menjadi perhatian utama. Dalam lomba rangking satu diraih oleh Guru Kelas IV Ira Puspa Dewi. 

Penyerahan juara 



Pemilihan guru inovatif  Sempana Hari Guru 2020 diberikan kepada Amelia Madona, S. Pd yang telah berhasil  membuat video pembelajaran yang kreatif.   Ibu Meli itu panggilannya, disela kesibukannya mengajar, Ibu Meli tak henti hentinya membuat video pemeblajaran yang di upload di channel youtubenya. Karena kreatifitasnya dalam membuat konten ibu Meli sudah mendapatkan 24,5 rb subcriber dalam kurun waktu 5 bulan. 

Penyerahan Hadiah Guru Inovatif



Atas perstasi dan dedikasi yang tinggi di dunia pendidikan Amelia Madona, S. Pd mendapatkan apresiasi dari kepala sekolah  SD Negeri 15 Pekanbaru menjadi Guru Inovatif yang mengharumkan mana sekolah. Baru-baru ini Amelia diundang oleh Tanoto Foundation sebagai narasumber dalam Seminar Nasional.

 Atas pencapainya Ibu Endang Kilatsih, M .Pd sangat bangga atas prestasi guru binaannya di SD N 15 Pekanbaru, harapannya tidak hanya ibu Meli yang berbuat, namun semua guru yang ada di sekolah.  "Tunjukkan prestasi dari bidang manapun yang dimiliki. Gali Potensi diri untuk terus maju" kata Ibu  Endang dalam kata sambutan sempana hari Guru di SD Negeri 15 Pekanbaru.
 

Kegiatan ditutup dengan makan bersama di sekolah. Kebersamaan dan kekeluargaan benar benar terasa, saling memberi ucapan selamat sesama guru.  




Guru pekerjaan mulia, mencetak generasi Hebat di masa mendatang.  Selamat hari Guru buat semua guru yang ada dimanapun berada. sosok sederhana namun bersahaja. ( Mulyati Umar) 


Sunday 8 November 2020

5 KARAKTER PENTING PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) DI SEKOLAH

Penguatan pendidikan karakter sebenarnya  sudah dicetuskan lama oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara telah menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelec) dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak.


Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. 

Maka demi kepentingan masa depan bangsa Indonesia, bahkan sejak sekarang perlu dilakukan pemusatan (centering) pendidikan karakter dalam penyelenggaraan pendidikan nasional Indonesia. 


Kesadaran dan usaha pemusatan pendidikan karakter di dunia pendidikan nasional semakin kuat ketika pada tahun 2010 pemerintah Indonesia mencanangkan sekaligus melaksanakan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter berlandaskan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pendidikan Karakter Bangsa. 

Maka dilaksanakanlah Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dengan mengindahkan asas keberlanjutan dan kesinambungan yang dicanangkan oleh pemerintah dalam revolusi karakter bangsa, sebagaimana tertuang dalam Nawacita (Nawacita 8), menggelorakan Gerakan Nasional Revolusi Mental yang memperkuat pendidikan karakter semestinya dilaksanakan oleh semua sekolah di Indonesia. 


Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah diharapkan dapat memperkuat bakat, potensi dan talenta seluruh peserta didik. apa yang kita lakukan baru sebatas olah pikir yang menumbuhkan kecerdasan akademis. 

Pendidikan yang hendak mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah. 

Gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan. Ada lima karakter yang dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. 

Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai berikut: 

1. Religius 

Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain. 


Bagian dari nilai relijius adalah cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak. 


2. Nasionalis 

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 

 
Bagian dari nilai Nasionalis adalah apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa,rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan,taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku,dan agama. 

3. Mandiri 

Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.Bagian dari nilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

4. Gotong Royong 

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. 

Bagian dari nilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan. 


5. Integritas 

Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). 


Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.Nilai yang terkandung dari integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas). 


Kelima nilai utama karakter PPK bukanlah nilai yang berdiri sendiri melainkan nilai yang behubungan satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi dari peserta didik . 


Dari nilai utama manapun pendidikan karakter dimulai, individu dan sekolah perlu mengembangkan nilai-nilai utama lainnya baik secara kontekstual dan menyeluruh. Nilai religius sebagai cerminan dari iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan secara utuh dalam bentuk ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing dan dalam bentuk kehidupan antar manusia sebagai kelompok, masyarakat, maupun bangsa. 


Dalam kehidupan sebagai masyarakat dan bangsa nilai-nilai religius dimaksud melandasi dan melebur di dalam nilai-nilai utama nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. 

Demikian pula jika nilai utama nasionalis dipakai sebagai titik awal penanaman nilai-nilai karakter, nilai ini harus dikembangkan berdasarkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan yang tumbuh bersama nilai-nilai lainnya.

Semoga pendidikan karakter ini menjadikan peserta didik menjadi anak yang berkarakter mulia. (Mulyati Umar)

Thursday 5 November 2020

5 CARA BELAJAR DI MASA PANDEMI

 

Belajar di masa pandemi membuat dunia pendidikan kewalahan. Dunia dikagetkan dengan adanya wabah ini.  Begitu juga dengan Indonesia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Nadiem Makarim menyampaikan beberapa amanat pendidikan di masa COVID-19.

 

Kondisi pandemi yang saat ini melandadi berbagai belajahn dunia, menciptakan banyak pembelajaran baru tidak hanya buat guru, siswa, dan orang tua, namun juga untuk masyarakat Indonesia.


foto  Mulyati Umar 


Belajar Daring 


 

Sesuai arahan dari pemerintah Belajar di masa pandemi. Di masa COVID-19 ini merupakan waktu yang baik untuk kita berinovasi dalam pendidikan agar bisa menjadi masyarakat dan bangsa yang lebih baik. Beberapa pendekatan pembelajaran jarak jauh yang dapat dilaksanakan dari rumah, yaitu:

  1. Penggunaan Aplikasi Rumah Belajar

Program belajar dari rumah menjadi tugas berat bagi pendidik peserta didik dan orang tua. Pembelajaran luring menjadi solusi yang tepat untuk saat ini. Pembelajaran secara luring lebih memudahkan peserta didik. Halaman Rumah Belajar bisa diakses oleh semua orang, di sana banyak materi pembelajaran bagi peserta didik. Di fitur Rumah Belajar juga tersediakan e-book kurikulum 2013.

 

Anak didik masih dapat belajar melalui krisis yang terjadi saat ini. Setiap kejadian yang ada menjadi pembelajaran tersendiri bagi masyarakat, terutama peserta didik yang sedang dalam proses belajar.

Tujuannya agar siswa tetap mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang akan mengubah tingkah lakunya. Proses ataupun sistem transfer knowledge saja akan tetapi sebagai proses pengubahan etika, norma ataupun akhlak dari setiap peserta didik yang dapat dilakukan dengan mengunakan kemajuan tehnologi.

2.      Penugasan Luring

Penugasan terstruktur dari guru kepada peserta didik dengan mengirimkan tugas dan lembar kerja melalui aplikasi pengiriman pesan dan media lainnya.

Sebenarnya banyak permasalahan yang bermunculan, mulai dari orang tua tidak punya android, tak mampu membeli data paket, punya android satu tapi anak yang belajar ada tiga orang. Orang tua dituntut untuk memahami kondisi sekarang ini.

 

Tugas berat itu pasti, guru harus lebih aktif bertanya kendala yang dihadapi peserta didik melalui orang tua. Komunikasi terjalin erat. Belajar di masa pandemi tetap berjalan demi masa depan anak, orang tua dituntut berperan semaksimal mungkin agar anak mendapatkan perhatian dan arahan di rumah.

 

3.      Menggunakan Aplikasi Teleconference

Tatap muka virtual atau pembelajaran daring melalui teleconference diantaranya zoom meeting, google meet dll. Guru bisa berinteraksi secara langsung dengan peserta didik. Ada interaksi langsung ini lebih menarik bagi peserta didik, mereka merasa benar benar sedang belajar.

Belajar memang tidak selalu mudah, tapi ini saatnya kita berinovasi, ini saatnya kita bereksperimen, memberikan yang terbaik bagi generasi bangsa agar menjadi masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan

.

 

4.      Diskusi Daring

Tatap muka virtual atau pembelajaran mandiri menggunakan fasilitas pembelajaran daring melalui diskusi dalam grup melalui aplikasi pengiriman pesan (grup WA, Telegram, Line, dll) dan media sosial (Facebook, Instagram).

 

Tahun ajaran baru 2020/2021 sudah mulai berlangsung di tengah wabah pandemi Covid-19 yang masih membayangi, berbagai inovasi dilakukan agar pendidikan terus berlangsung. Belajar dari rumah, itu solusi yang harus dilakukan saat ini.

 

5.      Pembelajaran Melalui Media Luring

Belajar melalui media luring melalui saluran TVRI, radio, dan modul belajar mandiri yang sudah disediakan. Kerjasama berbagai pihak juga didorong untuk mendukung pendidikan jarak jauh dapat berjalan dan berkesinambungan. Pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan bervariasi sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah.

 

Pendidikan adalah sebuah proses ataupun tahapan dalam perubahan sikap serta etika maupun tingkah laku seseorang atau kelompok dalam orang dalam meningkatkan pola pikir manusia melalui pengajaran dan pelatihan serta perbuatan yang mendidik.

 

Banyak keluhan para orang tua siswa akan tugas yang diberikan selama proses belajar dari rumah berlangsung. Dari permasalahan  ini maka dituntut guru berinovasi dan kreatif dalam melakukan pembelajaran jarak jauh baik daring maupun luring. Banyak cara yang harus dilakukan oleh guru, kerjasama dengan orang tua sangat ditekankan agar pembelajaran berlangsung dengan maksimal dan berarti.

 

Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara menyatakan  pendidikan adalah proses penunjang kekuatan kodrat sebagai manusia yang memiliki akal, dalam menguasai pengetahuan pada peserta didik. Dengan tujuan manusia dapat meninggikan derajatnya melalui pendidikan yang setinggi-tingginya.

Arahan pemerintah di atas membuat pendidik berperan aktif dalam memberikan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menarik bagi peserta didik, di samping itu pendidik juga memberikan motivasi bagi siswa agar terus belajar.

Arahan dan kebijakan pemerintah pusat dijalankan di 34 provinsi di seluruh Indonesia dengan waktu pelaksanaan belajar di rumah diserahkan kepada Dinas Pendidikan  masing-masing provinsi dan kabupaten sesuai dengan perkembangan wabah covid-19 di setiap daerah.

Tugas pendidik di sini akan berat, maka perlu kerjasama dengan orang tua dalam membimbing anak belajar di rumah. Komunikasi orang tua dan guru sangat diperlukan agar proses dari pendidikan itu berjalan sebagaimana mestinya.

Berbagai curahan hati anak didik yang rindu akan mendapat pendidikan di sekolah, membuat hati sedih. Begitu besarnya keinginan mereka untuk belajar kembali ke sekolah.

Harapan kita, tetap semangat belajar di masa pandemi. Semoga wabah ini cepat berlalu dan anak anak kembali ke sekolah. Tahun ajaran baru, semangat baru juga bertemu teman baru. Interaksi sosial mereka di sekolah, hal yang sangat dirindukannya.   (Mulyati Umar)

Tuesday 3 November 2020

RPP DARING TEMA 1 Kelas 4 SD : K13

 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan     : SD Negeri 15 Pekanbaru

Kelas / Semester     : 4 /1

Tema                     : 3. Peduli terhadap Makhluk Hidup

Sub Tema             : 1. Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku

Pembelajaran             : 1

Alokasi waktu             : 1 Hari


Tujuan Pembelajaran

Melalui video pembelajaran siswa dapat mengetahui stuktur, fungsi dan pelestarian tumbuhan padi.


Tujuan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan

Melalui WA grup, guru mengucapkan salam dan menyapa siswa.

Guru memimpin siswa dalam membaca doa sebelum belajar.

Mengingatkan siswa untuk selalu menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).

Siswa mengisi list absen yang telah guru kirimkan di WA grup.

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa “adakah diantara kamu pagi ini sarapan nasi goreng? Dari manakah asal nasi?. Guru mengaitkan pertanyaan ke pembelajaran tentang tumbuhan padi.


Kegiatan Inti

Guru membacakan tujuan pembelajaran tentang tumbuhan padi.

Guru mengirim video pembelajaran tentang tumbuhan padi.

Siswa mengamati video tumbuhan padi.


Kegiatan Penutup

Setelah mengamati video pembelajaran, siswa menjawab beberapa refleksi yang diajukan oleh guru.

Guru memberikan penguatan berupa kesimpulan.

Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengukur kemampuan pengetahuan.

Melalui WA grup, guru mengakhiri pembelajaran.

 

Penilaian

Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru dari pengamatan sikap (disiplin dan semangat mengerjakan tugas di rumah), penilaian pengetahuan (jawaban soal yang telah di kirim oleh siswa) melalui WA grup.



Mengetahui, Pekanbaru,    Oktober 2020

Kepala SD N 15 Pekanbaru Guru Kelas




Hj. Endang Kilastih, S.Pd, M.Pd Ira Puspa Dewi, S.Pd

RPP DARING MATEMATIKA KELAS VI SD K 13

 

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

 

Satuan Pendidikan      : SD Negeri 15 Pekanbaru

Kelas/Semester            : VI / 1

Mata Pelajaran            : Matematika

Alokasi Waktu            : 2 x 35 menit

 

A.    Kompetensi Dasar Matematika

4.2. Menaksir keliling dan luas lingkaran serta menggunakannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari

 

B.     Indikator Pencapaian Kompetensi

4.2.1  Menentukan panjang busur sebuah lingkaran yang dibimbing melalui google meet

4.2.2 Menggunakan keliling lingkaran untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

C.     Tujuan Pembelajaran

1.      Setelah mempelajari panjang busur sebuah lingkaran melalui daring peserta didik dapat menjelaskan tentang panjang busur dari sebuah keliling lingkaran dengan benar.

2.      Setelah mengamati  dan melakukan sendiri peserta didik dapat menyelesaikan masalah terkait penaksiran keliling lingkaran dengan teliti.

 

D.     Materi Pembelajaran        : Menghitung panjang busur pada sebuah lingkaran

 

E.        Pendekatan Dan Model Pembelajaran

1.      Pendekatan : Scientific

2.      Model : Inkuiri terbimbing

3.      Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi

 

F.         LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

1. Kegiatan awal (5 menit)

a.       Guru memberitahukan siswa link daring goggle meet  pertemuan hari ini melalui grup wa.

b.      Guru membuka dengan mengucapkan salam setelah bergabung di meet.

c.       Guru menanyakan kabar peserta didik.

d.      Guru mengajak peserta didik untuk berdoa bersama (Religius) melalui daring kelas b. Guru mengecek kehadiran peserta didik.

e.       Menyanyikan lagu nasional. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat nasionalisme. (nasionalisme)

f.       Mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta didik (Apersepsi)

g.      Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (Motivasi)  

 

2.      Kegiatan Inti  (35 menit)

a.       Peserta didik mengamati layar. Peserta didik berdiskusi menjawab pertanyaan.

Apakah yang kamu ketahui tentang nilai panjang busur dari keliling?

Bagaimana cara menghitung keliling lingkaran. (Colaboration)

b.      Peserta didik mendiskusikan jawabannya dengan teman di meet. Peserta didik secara individu menuliskan kesimpulan.

c.       Guru menguatkan cara menghitung keliling lingkaran. 

d.      Peserta didik mengerjakan latihan tentang panjang busur pada lingkaran. Peserta didik mengerjakan soal dengan menggunakan strategi pemecahan masalah. (Critical Thinking and Problem Solving)

e.       Guru membahas soal yang menurut peserta didik masih sulit. Peserta didik juga diberikan kesempatan untuk bertanya atau menyampaikan pendapatnya. Dalam mengerjakan soal, peserta didik diberi kebebasan untuk menggunakan cara-cara yang berbeda. Critical Thinking and Problem Solving

f.       Secara individu peserta didik membuat 2 soal cerita tentang panjang busur lingkaran yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari. Peserta didik akan menyelesaikan soal itu sendiri.(mandiri)

g.      Di akhir kegiatan, guru membuka kembali pertanyaan-pertanyaan peserta didik yang disimpan. Guru dan peserta didik bersama-sama menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan kegiatan hari ini. Jika ada pertanyaan yang belum terjawab, peserta didik dapat mencari informasi dari sumber lainnya. Integritas

 

3.      Penutup  (5 Menit)

a.       Guru dan peserta didik merefleksikan pembelajaran hari ini (Critical Thinking and Creating)

b.      Peserta didik mengerjakan soal  yang dikirimkan melalui WA group.

c.       Guru menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

d.      Guru dan peserta didik mengakhiri pembelajaran dengan membaca doa (Religius)

 

G.    Penilaian

Penilaian dilakukan melalui pengamatan sikap, tes pengetahuan, dan presentasi unjuk  kerja dengan rubrik penilaian.

 

 

H.     Media, Bahan Dan Sumber Belajar

1.      Media: Daring

2.      Bahan : buku tulis dan alat tulis

3.      Sumber belajar: 

-          Buku Pedoman Guru Matematika Kelas 6 (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).

-          Buku Siswa Matematika Kelas 6 (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).

 

 

Mengetahui,                                                                                        Pekanbaru,  November 2020

Kepala Sekolah    SD N 15 Pekanbaru                                               Guru Kelas,

 

 

 

Endang Kilatsih, M. Pd                                                                      Mulyati, M. Pd

NIP. 19700123 199303 2 002                                                             NIP.19741212 200902 2003